Kamis, 03 Februari 2011
Tugas Malaikat yang Dicipta dari Cahaya
Nasehat Muslim.
Mukmin beriman dengan malaikat, malaikat diciptakan Allah dari cahaya, malaikat diciptakan untuk beribadah pada Allah dan melaksanakan perintah Allah ta'ala, diantara mereka ada yang bertugas menyampaikan wahyu, mencabut nyawa, meniup terompet, mencatat amal bani adam, ada juga malaikat gunung, menulis tentang rizki ajal bahagia dan sengsara manusia ketika masih dijanin ibu,
Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam bersabda
kemudian diutus malaikat (ketika manusia masih janin dirahim) untuk menulis rizki, ajal, bahagia dan sengsara
(HR. Bukhari (3208), Muslim (2643))
Para malaikat senantiasa menjalankan perintah Allah ta'ala, mereka para malaikat senantiasa beribadah pada Allah ta'ala dan menjalankan perintah Allah subhanahu wata'ala,
Allah berfirman, artinya
"Mereka (malaikat) itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya"
QS. al-Anbiya (21) : 27
Allah berfirman, artinya,
"Mereka (malaikat) selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya"
QS. al-Anbiya (21) : 20
Dan para malaikat itu mempunyai bentuk yang hanya Allah yang mengetahui,
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
QS. Fathir (35) : 1
Sebagaimana malaikat jibril yang mempunyai tujuh ratus sayap, yang menutup ufuk, dan manusia tidak mampu untuk melihat bentuk para malaikat tersebut, dan malaikat jibril pernah berubah bentuk sebagaimana manusia yang datang kepada nabi muhammad shalallahu'alaihi wassalam duduk dan berbicara, Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam melihat malaikat jibril dua kali, yang pertama dimekah jibril diufuk, dan yang kedua disidratil muntaha dimalam isra' dan mi'raj.
(referensi, atta'liqatul mukhtasarah 'ala matnil 'aqidah attaahawiyah, Dr. Shalih bin Fauzan, hal 128-129, darul 'asimah, 1422 H)
nasehat muslim
www.nasehat-muslim.blogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar