Laman

Selasa, 24 Desember 2019

Ya Allah, Jauhkanlah Aku dari Kemungkaran Akhlak, Perbuatan, Nafsu dan Penyakit.

Hasil gambar untuk muslim.or.id dzikir


Nasehat Muslim

وَعَنْ قُطْبَةَ بْنِ مَالِكٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَقُولُ: «اللَّهُمَّ جَنِّبْنِي مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ، وَالْأَعْمَالِ، وَالْأَهْوَاءِ، وَالْأَدْوَاءِ» أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ، وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ. وَاللَّفْظُ لَهُ.
1398. Dari Quthbah bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sering mengucapkan doa, "Ya Allah, jauhkanlah aku dari kemungkaran-kemungkaran akhlak, amal perbuatan, hawa nafsu dan penyakit." (HR. At-Tiimidzi dan dishahihkan oleh Al-Hakim, dan ini adalah lafalnya)
[Shahih: At Tirmidzi 5391]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Penjelasan Kalimat
"Dari Quthbah (dengan mendhammahkan huruf qaf, mensukunkan huruf tha' dan memfathahkan huruf ba'), bin Malik (dikatakan bahwa nisbatnya adalah At-Taghallubi dengan menfathahkan huruf ta' dan ghin. Dan ada juga yang mengatakan Ats-Tsa'labi dengan huruf tsa' dan 'ain) ia berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sering mengucapkan doa, "Yaa Allah, jauhkanlah aku dari kemungkaran-kemungkaran akhlak, amal perbuatan, hawa nafsu dan penyakit."
Tafsir Hadits
Tajannub sama artinya dengan mubaa'adah artinya jauhkanlah diriku.
Akhlaaa adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Al-Qurthubi berkata, "Akhlaq adalah sifat-sifat manusia yang ditunjukkan ketika bergaul. Akhlak ada yang terpuji dan ada juga yang tercela. Definisi akhlak mulia secara umum adalah kamu bersikap kepada orang lain seperti sikap yang kamu berikan terhadap dirimu sendiri. Adapun secara rinci seperti sifat pemaaf, santun, dermawan, sabar, tabah terhadap gangguan, pengasih, welas asih, membantu orang yang sedang berada dalam kesulitan, penyayang dan lemah lembut terhadap tetangga dan Lain-lain. Adapun akhlak yang buruk adalah akhlak-akhlak tercela yang pernah dimohonkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada Allah agar menjauhkan diri beliau dari akhlak-akhlak tersebut sebagaimana yang tertera dalam hadits di atas dan dalam hadits berikut:
«اللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْت خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي»
"Ya Allah, sebagaimana Engkau telah membaguskan ciptaanku, maka baguskanlah akhlakku."[Shahih: Shahih Al Jami' 1307]
Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban.
Dan di dalam doa iftitah, beliau membaca do'a:
وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا سِوَاك، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا غَيْرُك
"Tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik karena tidak akan ada yang dapat menunjukkan kepada akhlak yang baik selain Engkau. Jauhkan aku dari akhlak yang jelek karena tidak ada yang dapat menjauhkan dari akhlak yang jelek selain Engkau.” [Shahih: Abu Daud 760]
Munkaraatul a'maal adalah perbuatan-perbuatan yang dinilai sebagai suatu kemungkaran oleh syariat atau norma masyarakat. Munkaraatul ahwaa': ahwaa' adalah bentuk jamak dari kata hawa' dan hawa' adalah apa saja yang diinginkan oleh nafsu tanpa memperhatikan maksud tujuannya dari sisi-syar'i.
Mungkaraatul adwiyaa': adwiyaa' adalah bentuk jamak dari kata daa' artinya penyakit-penyakit berbahaya yang selalu dimohonkan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada Allah agar beliau senantiasa dijauhkan dari penyakit-penyakit tersebut, seperti penyakit kusta, lepra dan penyakit-penyakit yang dapat merenggut nyawa seperti penyakit liver. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa berdoa kepada Allah agar selalu dihindarkan dari penyakit-penyakit berbahaya seperti ini

Subulussalam, Syarh Bulughul Maram






nasehat-muslim blogpsot co id

Senin, 23 Desember 2019

Jangan Saling Memaki

Hasil gambar untuk muslim.or.id tahaju



Nasehat Muslim

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالَا، فَعَلَى الْبَادِئِ مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.
1401. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Dua orang yang saling maki-memaki akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Dan dosanya atas orang yang memulainya selama pihak yang teraniaya tidak melampaui batas." (HR. Muslim)
[shahih, Muslim (2587)]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Tafsir Hadits
Hadits di atas menunjukkan bahwa apabila seseorang disakiti, maka ia boleh membalasnya dengan hal yang sama dan dosanya akan dibebankan kepada siapa yang memulai. Sebab orang yang mencaci akan menanggung dosa apa saja yang diucapkan oleh orang yang membalasnya selama tidak melampaui batas. Jika hal ini ia lakukan, maka dosa tersebut ia tanggung sendiri. Karena syariat hanya mengizinkan membalas dengan hal yang serupa. Allah Ta'ala berfirman, "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa..." (QS. Asy-Syuura: 40)
Firman-Nya:
{فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ}
"Barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu...." (QS. Al-Baqarah: 194)
Namun, sikap yang lebih baik dan lebih utama bagi orang yang dicaci adalah tidak membalas dan bersabar atas cacian yang ditujukan kepadanya. Dalam sebuah hadits shahih mencantumkan bahwa seorang laki-laki mencaci Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu di hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Akan tetapi Abu Bakar diam saja tidak membalas cacian tersebut dan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tetap duduk di tempatnya. Ketika Abu Bakar Radhiyallahu Anhu mulai menjawabnya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bangkit dan pergi. Kemudian sikap itu ditanyakan kepada beliau dan beliau menjawab:
إنَّهُ لَمَّا سَكَتَ أَبُو بَكْرٍ كَانَ مَلَكٌ يُجِيبُ عَنْهُ فَلَمَّا انْتَصَفَ لِنَفْسِهِ حَضَرَ الشَّيْطَانُ
"Di saat Abu Bakar diam maka malaikatlah yang menjawab cacian tersebut. Namun ketika ia membalas untuk membela dirinya maka setan pun datang.” [Shahih: Abu Daud 4896]
Allah Ta'ala berfirman dengan makna yang sama:
{وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ}
"Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (QS. Asy-Syuura: 43)

Subulussalam, Syarh Bulughul Maram






nasehat-muslim blogpsot co id

Kamis, 19 Desember 2019

Berlindung pada Allah dari Setan yang menghembuskan Keburukan dalam Hati Manusia

Gambar terkait


Nasehat Muslim

﴿ٱلَّذِی یُوَسۡوِسُ فِی صُدُورِ ٱلنَّاسِ﴾
[الناس ٥]

"yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia"
(Surat Annaas: 5)

Tafsir:

الذي يبثُّ الشر والشكوك في صدور الناس
(Berlindung kepada Allah dari setan) yang menghembuskan keburukan dan keraguan di dalam hati manusia

الميسر — مجمع الملك فهد
Tafsir Al-Muyassar, Majma' Malik Fahd
Kementrian Agama, Wakaf, Dakwah, Madinah, Saudi Arabia







nasehat-muslim blogpsot co id

Selasa, 17 Desember 2019

Mengingat Allah

Hasil gambar untuk wahdah sabar


Nasehat Muslim

مِن شَرِّ ٱلۡوَسۡوَاسِ ٱلۡخَنَّاسِ
[الناس ٤]

"Dari bisikan yang senantiasa bersembunyi"
(Surat Al-Naas: 4)


Tafsir:

من أذى الشيطان الذي يوسوس عند الغفلة، ويختفي عند ذكر الله
(Berlindung kepada Allah) dari gangguan setan yang membisikkan keburukan ketika manusia lupa mengingat Allah, dan setan yang bersembunyi ketika manusia berdzikir kepada Allah

الميسر — مجمع الملك فهد
Tafsir Al-Muyassar, Majma' Malik Fahd
Kementrian Agama, Wakaf, Dakwah, Madinah, Saudi Arabia
https://furqan.co/muyassar/114/4







nasehat-muslim blogpsot co id

Sabtu, 14 Desember 2019

Hanya Allah yang Berhak Disembah

Hasil gambar untuk muslim.or.id sabar

Nasehat Muslim
﴿إِلَـٰهِ ٱلنَّاسِ﴾ [الناس ٣]
Ilah Manusia
(Surat Al-Naas: 2)

Tafsir:

إله الناس الذي لا معبود بحق سواه.
Ilah manusa yang tidak ada yang berhak disembah selain Dia (Allah subhanahu wata'ala)

الميسر — مجمع الملك فهد
Tafsir Al-Muyassar, Majma' Malik Fahd
Kementrian Agama, Wakaf, Dakwah, Madinah, Saudi Arabia






nasehat-muslim blogpsot co id

Kamis, 05 Desember 2019

Tafsir Surat An-Naas 2: Allah yang Mengatur Seluruh Urusan Manusia

Hasil gambar untuk wahdah sabar


Nasehat Muslim

﴿مَلِكِ ٱلنَّاسِ﴾ [الناس ٢]

Allah Raja Manusia

(Surat Al-Naas: 2)

Tafsir:

ملك الناس المتصرف في كل شؤونهم، الغنيِّ عنهم
Raja manusia yang mengatur semua urusan mereka, dan memberi kecukupan semua kebutuhan mereka

الميسر — مجمع الملك فهد
Tafsir Al-Muyassar, Majma' Malik Fahd
Kementrian Agama, Wakaf, Dakwah, Madinah, Saudi Arabia






nasehat-muslim blogpsot co id

Selasa, 03 Desember 2019

Tafsir Surat An-Naas 1: Berlindung kepada Allah dari Gangguan Setan Jin dan Manusia

Hasil gambar untuk muslim.or.id jin


Nasehat Muslim

﴿قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ﴾
[الناس ١]
"Katakanlah; Aku berlindung kepada Rabb manusia"
(Surat Al-baqarah 122)

Tafsir:

من مقاصد السورة
تقرير توحيدَي الربوبية والألوهية؛ بتعليم النبي وأُمَّتِه وتربيتهم على الالتجاء إلى الله، والاستعاذةِ به ليكفيَهم شرَّ شياطين الإنس والجنِّ، الموسوسين لهم بتزيين طريقِ الشَّرِّ.
قل -أيها الرسول-: أعوذ وأعتصم برب الناس، القادر وحده على ردِّ شر الوسوا

Maksud dari surat An-Naas: pengakuan tauhid rububiyah (misalnya; meyakini bahwa Allah yang maha mencipta) dan tauhid uluhiyah (beribadah hanya kepada Allah semata), Allah mengajarkan kepada Nabi dan umat-Nya untuk berlindung kepada Allah dari keburukan setan dari jenis manusia dan jin, yang membisiki manusia dengan menghiasi keburukan, katakanlah; -wahai Rasul- aku berlindung kepada Rabb manusia, yang mampu untuk melawan buruknya bisikan

الميسر — مجمع الملك فهد
Tafsir Al-Muyassar, Majma' Malik Fahd
Kementrian Agama, Wakaf, Dakwah, Madinah, Saudi Arabia






nasehat-muslim blogpsot co id