Nasehat Muslim
وَعَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا يَذْكُرُونَ اللَّهَ
فِيهِ، إلَّا حَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ، وَذَكَرَهُمْ
اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.
1440. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata,
"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Tidaklah suatu kaum duduk
dalam majelis, mereka berdzikir mengingat Allah di dalamnya melainkan para
malaikat akan menaungi mereka, rahmat akan tercurah atas mereka dan Allah akan
memuji mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya." (HR.
Muslim)
[shahih, Muslim
(2700)]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل
السلام]
Tafsir Hadits
Hadits ini menunjukkan tentang keutamaan majelis dzikir dan
orang-orang yang berdzikir serta keutamaan berkumpul untuk mengingat Allah
Ta'ala.
Diriwayatkan oleh Al Bukhari bahwa Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Salam bersabda:
«أَنَّ مَلَائِكَةً يَطُوفُونَ فِي الطُّرُقِ
يَلْتَمِسُونَ أَهْلَ الذِّكْرِ فَإِذَا وَجَدُوا قَوْمًا يَذْكُرُونَ اللَّهَ
تَعَالَى تَنَادَوْا هَلُمُّوا إلَى حَاجَتِكُمْ قَالَ فَيَحُفُّونَهُمْ
بِأَجْنِحَتِهِمْ إلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا»
"Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat yang
berkeliling di jalan-jalan mencari-cari orang yang berdzikir. Apabila mereka
menemukan kaum yang berdzikir mengingat Allah, mereka saling memanggil,
"Kemarilah kalian semua, inilah yang kalian cari." Maka mereka pun menaunginya
dengan sayap-sayap mereka hingga mencapai langit dunia.” [Shahih: Al Bukhari 6045]
Hadits ini menunjukkan keutamaan majlis dzikir yang akan
dihadiri oleh para malaikat, yang sebelumnya mereka berkeliling mencari majelis
tersebut.
Yang dimaksud dengan dzikir adalah tasbih, tahlil,
tahmid, takbir, tahmid, tilawah Al-Qur'an dan lain-lain. Dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda,
«إنَّهُ تَعَالَى يَسْأَلُ مَلَائِكَتَهُ مَا
يَصْنَعُ الْعِبَادُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ فَيَقُولُونَ يُعَظِّمُونَ آلَاءَك،
وَيَتْلُونَ كِتَابَك وَيُصَلُّونَ عَلَى نَبِيِّك وَيَسْأَلُونَك لِآخِرَتِهِمْ
وَدُنْيَاهُمْ»
"Sesungguhnya Allah Ta'ala bertanya kepada malaikatnya,
"Apa yang sedang dilakukan para hamba?" Sebenarnya Allah lebih mengetahui
tentang para hamba. Para malaikat berkata, "Mereka mengagungkan segala
nikmat-Nya, membaca kitab-Mu, bershalawat kepada Nabi-Mu dan memohon untuk
kepentingan akhirat dan dunia mereka."
Sebenarnya makna hakiki dari dzikir adalah dzikir dengan
lisan, sehingga lidah pun mendapatkan pahala dan tidak harus dipahami maknanya.
Yang menjadi syarat penting adalah keikhlasan niat kepada Allah. Akan lebih baik
apabila diseimbangkan antara dzikir hati dan lidah. Kemudian, di. samping adanya
keseimbangan antara lisan dan hati, akan lebih sempurna lagi jika ia memahami
makna dzikir yang mencakup semua pengagungan Allah dan menafikan semua
sifat-sifat kurang bagi Allah. Demikian juga halnya jika terjadi pada
amalan-amalan lainnya seperti shalat, jihad, puasa dan Lain-lain. Jadi, apabila
semua itu benar dan dilakukan ikhlas karena Allah, berarti sudah mencapai
kesempurnaan yang tinggi.
Al-Fakhrur Razi berkata, "Maksud berdzikir dengan lisan
adalah mengucapkan lafazh tasbih dan tahmid. Dan yang dimaksud dengan dzikir
dengan hati adalah memikirkan keagungan dzat dan sifat-sifat Allah serta
berfikir tentang dalil-dalil hukum yang berkaitan dengan perintah dan larangan
sehingga dapat disimpulkan suatu hukum. Termasuk juga memikirkan rahasia-rahasia
ciptaan Allah Ta'ala.
Maksud dzikir dengan anggota badan adalah menyibukkan diri
dengan melakukan berbagai ketaatan kepada Allah. Oleh karena itu, Allah Ta'ala
menyebutkan ibadah shalat sebagai dzikir. Allah Ta'ala berfirman,
{فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ}
"Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah...."
(QS. Al-Jumu'ah: 9)
Sebagian orang-orang arif berpendapat bahwa dzikir itu
dilakukan dari tujuh sisi: dzikir mata dengan menangis, dzikir lisan dengan
mengucapkan pujian-pujian kepada Allah Ta'ala, dzikir telinga dengan mendengar
(perkara-perkara yang baik), dzikir kedua tangan dengan cara memberi, dzikir
badan dengan cara memenuhi kewajiban, dzikir hati dengan perasaan takut dan
harap, dzikir ruh dengan berserah diri dan ridha. Ada sebuah hadits yang
menyatakan bahwa dzikir adalah sebaik-baik amalan dan amalan yang paling
komplek, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan
dishahihkan oleh Al-Hakim dari Abu Darda' bahwasanya Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda,
«أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ
وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ وَخَيْرٌ لَكُمْ
مِنْ إنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا
عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ قَالُوا: بَلَى
قَالَ ذِكْرُ اللَّهِ»
"Maukah kamu aku beritahu amalan yang terbaik dan yang
paling suci di sisi Tuhan kalian, yang dapat meninggikan derajat kalian, lebih
baik dari pada berinfaq emas dan perak dan lebih baik dari pada bertemu dengan
musuh kalian lantas kalian penggal leher mereka dan mereka penggal leher
kalian?" Para shahabat menjawab, "Tentu!"Beliau menjawab,
"Dzikrullah."
Hadits shahih ini tidak bertentangan dengan hadits-hadits
yang mencantumkan tentang keutamaan jihad dan menunjukkan bahwa jihad lebih
utama daripada dzikir. Sebab dzikir yang dimaksud adalah dzikir lisan dan hati,
merenungkan maknanya dan merasakan keagungan Allah Ta'ala. Ini semua lebih utama
daripada jihad, sementara jihad itu sendiri lebih utama daripada dzikir yang
hanya dilakukan dengan lidah.
Ibnul 'Arabi berkata, "Tidak ada satu amalan shalih pun
kecuali dzikir menjadi syarat sahnya amalan tersebut. Barangsiapa yang tidak
mengingat Allah ketika bersedekah, berpuasa, shalat dan haji berarti amalannya
tidaklah sempurna. Dari sisi ini dzikir lebih baik dari amalan itu sendiri dan
hal ini diisyaratkan oleh hadits:
«نِيَّةُ الْمُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ»
"Niat seorang mukmin lebih baik dari pada amalan yang ia
lakukan."
Subulussalam, Syarh Bulughul Maram
nasehat-muslim blogpsot co id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar