Laman

Jumat, 02 Agustus 2019

Membaca Subhaanallah wa Bihamdihi 100x maka dihapus Kesalahan meski Sebanyak Buih di Laut


Hasil gambar untuk muslim.or.id


Nasehat Muslim

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ عَنْهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1443. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Barangsiapa membaca Subhaanallah wa bihamdihi (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya) sebanyak seratus kali niscaya akan dihapus kesalahan-kesalahannya meskipun sebanyak buih di lautan." (Muttafaq Alaih)
[shahih, Al-Bukhari (6042) dan Muslim (597)]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Tafsir Hadits
Makna kalimat subhaanallaah adalah pensucian Allah dari segala sifat kurang yang tidak layak untuk-Nya. Konsekuensi ucapan tersebut adalah meyakini bahwa Allah tidak layak memiliki sekutu, teman, anak dan sebuah bentuk kehinaan. Kata 'tasbih' diistilahkan untuk semua lafazh dzikir dan juga diistilahkan untuk shalat sunnah, di antaranya shalat tasbih yang hanya dikhususkan untuk bertasbih.
Hadits di atas menunjukkan bahwa dzikir dapat menghapuskan dosa-dosa dan menurut zhahir hadits: termasuk juga dosa-dosa besar. Akan tetapi,- para ulama mengaitkan penghapusan dosa-dosa tersebut dengan dosa kecil, mereka berkata, "Dosa besar tidak akan terhapus, kecuali dengan cara bertaubat."
Muncul satu soal yang berkaitan tentang masalah ini. Yaitu hadits ini merupakan dalil bahwa tasbih lebih utama daripada tahlil. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda tentang tahlil, "Barangsiapa yang mengucapkannya saratus kali dalam satu hari maka akan dihapuskan seratus kesalahan yang pernah ia lakukan, " sebagaimana yang telah kami kemukakan di atas. Dan pada hadits ini tercantum bahwa beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "...dan dihapuskan semua kesalahannya walaupun sebanyak buih di lautan."
Adapun hadits yang menunjukkan bahwa tahlil lebih utama daripada tasbih adalah hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, An-Nasa'i, dishahihkan oleh Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Jabir Radhiyallahu Anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
«أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَفْضَلُ مَا قُلْت أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ»
"Sebaik-baik dzikir adalah ucapan 'laa ilaaha ilallaah' dan sebaik-baik yang aku ucap kan dan yang diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah laa ilaaha ilallaah."
Ini merupakan kalimat yang menunjukkan kemurnian tauhid dan makna tasbih sudah termasuk dalam kalimat tauhid tersebut. Yakni penyucian Allah dari segala sesuatu yang tidak layak bagi-Nya dan itu semua juga termasuk dalam ucapan, laa ilaaha ilallaah wahdahu laa syarikalahu lahul mulk... hingga akhir ucapan. Kalimat ini memiliki banyak faedah.
Argumentasi ini dijawab bahwa mengucapkan tahlil, di samping akan mendapatkan pahala dan menghapuskan dosa, juga mendapat tiga hal: akan mengangkat derajat, dituliskan kebaikan dan akan mendapatkan pahala seperti memerdekakan seorang hamba. Kemerdekaan ini mencakup merdeka dengan terhapusnya seluruh dosa, sebab barangsiapa yang memerdekakan seorang hamba, maka setiap anggota badan hamba yang dimerdekakan akan menyelamatkan setiap anggota badan orang yang memerdekakannya dari siksa api neraka, sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya.
Secara tekstual, semua hadits-hadits tersebut menunjukkan keutamaan setiap orang yang berdzikir. 'Iyadh menyebutkan dari sebagian ulama bahwa keutamaan yang ada pada amal shalih dan dzikir hanyalah untuk orang-orang shalih dan orang-orang yang bersih dari perbuatan-perbuatan dosa-dosa besar. Bukan untuk orang yang senantiasa bergelimang dengan syahwatnya, melanggar aturan dan kesucian agama Allah, karena mereka tidak berhak mendapatkan keutamaan seperti keutamaan yang didapatkan oleh orang-orang yang shalih yang bersih dari dosa-dosa besar. Pernyataan ini dikuatkan oleh firman Allah Ta'ala,
{أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ اجْتَرَحُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ نَجْعَلَهُمْ كَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ}
"Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh?..." (QS. Al-Jaatsiyah: 21)

Subulussalam, Syarh Bulughul Maram





nasehat-muslim blogpsot co id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar