Nasehat Muslim
وَعَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا
زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ
إلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ تَعَالَى» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.
1430. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia
berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sedekah tidak
akan mengurangi harta. Tidaklah Allah tambahkan bagi seorang hamba yang suka
memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu' terhadap
orang lain karena Allah melainkan Allah Ta'ala akan meninggikan derajatnya."
(HR. Muslim)
[shahih, Muslim
(2588)]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل
السلام]
Tafsir Hadits
Para ulama menafsirkan kalimat "tidak mengurangi
harta" dengan dua tafsiran:
1.
Allah akan memberkati hartanya, akan
menghindarkannya dari kerugian sehingga kekurangan yang terjadi dalam bentuk
kongkrit ditutupi oleh Allah dengan keberkahan yang abstrak.
2.
Si pelaku akan mendapatkan ganjaran
pahala dari sedekah sebagai pengganti berkurangnya harta yang ia sedekahkan.
Jadi, seolah-olah sedekah itu tidak pernah mengurangi hartanya, karena Allah
akan menuliskan untuknya kebaikan yang dilipatgandakan mulai dari sepuluh kali
lipat hingga lipat ganda yang lebih banyak. Menurut saya (Ash-Shan'ani): ada
makna yang ketiga yaitu:
3.
Atau Allah akan menggantikan kembali
harta yang telah ia sedekahkan sehingga hartanya tidak terlihat berkurang.
Bahkan boleh jadi hartanya akan bertambah- banyak dari yang semula. Ini semua
berdasarkan firman Allah Ta'ala, "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan,
maka Allah akan menggantinya...."(QS.Saba':39). Hal ini dapat dibuktikan
dari realita dan pengalaman.
Sabda beliau, "Tidaklah Allah tambahkan bagi seorang hamba
yang suka memaafkan melainkan kemuliaan," merupakan dorongan untuk
senantiasa memberikan maaf kepada orang yang menyakiti dirinya dan tidak
membalasnya dengan perbuatan jelek yang sama, walaupun hal itu dibolehkan. Allah
Ta'ala berfirman,
{فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى
اللَّهِ}
"Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka
pahalanya atas (tanggungan) Allah." (QS. Asy-Syuura': 40)
Demikian juga Allah akan memasukkan rasa hoimat dan mulia di
hati masyarakat terhadap seorang yang pemaaf. Karena dengan penilaian yang adil
dapat diperkirakan bahwa orang seperti ini akan dihormati dan terjaga serta
dimuliakan. Di samping itu, ada kemungkinan juga tidak akan membuat seseorang
bertambah mulia. Untuk menampik kemungkinan-kemungkinan tersebut Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam menegaskan bahwa memberikan maaf pasti akan
menambah kemuliaan seseorang.
Sabda beliau, "Dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu'
terhadap orang lain karena Allah," yakni karena mengharap sesuatu yang telah
disiapkan Allah untuk orang-orang yang tawadhu'.”Melainkan Allah Ta'ala akan
meninggikan derajatnya," Ini merupakan dalil bahwa sikap tawadhu' atau
rendah hati adalah yang menjadikan sebab naiknya derajat seseorang secara
mutlak, baik di dunia maupun di akhirat.
Hadits ini memberikan dorongan untuk banyak bersedekah,
memberikan maaf dan bersikap rendah hati karena sikap-sikap ini merupakan inti
dari akhlak yang mulia
Subulussalam, Syarh Bulughul Maram
nasehat-muslim blogpsot co id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar