Nasehat Muslim
وَعَنْ ابْنِ
مَسْعُودٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «إنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ
النُّبُوَّةِ الْأُولَى: إذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْت» أَخْرَجَهُ
الْبُخَارِيُّ.
1425. Dari Abu Mas'ud Radhiyallahu Anhu berkata, "Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya sebagian yang ditemukan
oleh manusia dari perkataan nabi-nabi terdahulu adalah: Apabila engkau tidak
tahu malu kerjakanlah apa yang engkau mau." (HR. Al-Bukhari)
[Shahih: Al-Bukhari
(3483)]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل
السلام]
Penjelasan Kalimat
"Dari Abu Mas'ud Radhiyallahu Anhu berkata,
"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya sebagian
yang ditemukan oleh manusia dari perkataan nabi-nabi terdahulu adalah: Apabila
engkau tidak tahu malu kerjakan apa yang engkau inginkan." Hadits riwayat
Al-Bukhari. Lafazh al-ulaa tidak terdapat di dalam hadits riwayat
Al-Bukhari namun ada di dalam riwayat Abu Dawud dari hadits Hudzaifah bin Yaman
Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
إنَّ آخِرَ مَا
تَعَلَّقَ بِهِ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى - إلَى آخِرِهِ
"
"Sesungguhnya perkataan para nabi terdahulu yang masih
menjadi pegangan orang-orang jahiliyah dari perkataan nabi-nabi terdahulu
adalah... dst" Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan Ahmad.
Tafsir Hadits
Yang dimaksud dengan perkataan nabi-nabi terdahulu adalah
perkataan yang disepakati oleh seluruh nabi dan tidak dimansukhkan (dihapus)
seperti syariat-syariat mereka yang lain. Karena apa yang tertera di dalam
hadits adalah perkara yang sesuai untuk akal seluruh umat manusia.
Ada dua pendapat tentang sabda beliau, "kerjakanlah apa
yang engkau inginkan":
1.
Mengandung makna khabar, yakni kamu
melakukan apa yang kamu mau. Akan tetapi, diungkapkan dalam bentuk perintah
sebagai isyarat bahwa sifat yang dapat mencegah seseorang dari perbuatan maksiat
adalah sifat malu. Jika rasa malu sudah hilang, maka akan muncul berbagai
dorongan untuk melakukan perbuatan maksiat, hingga seolah-olah maksiat itu
menjadi perbuatan yang diperintahkan. Atau perintah di sini maksudnya sebagai
ancaman. Yakni: silahkan lakukan sesuka hatimu, karena Allah pasti akan
membalasnya.
2.
Maksudnya: perhatikan apa saja yang
engkau kehendaki, jika ada perkara yang kamu tidak malu untuk mengerjakannya,
maka kerjakanlah dan jika ada perkara yang kamu merasa malu untuk
mengerjakannya, maka tinggalkanlah. Jangan kamu pedulikan orang
sekitar.
Subulussalam, Syarh Bulughul Maram
nasehat-muslim blogpsot co id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar