Laman

Sabtu, 10 Agustus 2019

Nasehat pada Umat Islam Muslim adalah Membimbing Mereka Meraih Kemaslahatan Agama dan Dunia

Hasil gambar untuk muslim.or.id alquran


Nasehat Muslim

وَعَنْ تَمِيمٍ الدَّارِيِّ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «الدِّينُ النَّصِيحَةُ - ثَلَاثًا قُلْنَا: لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: لِلَّهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُولِهِ، وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.
1432. Dari Tamim Ad-Dari Radhiyallahu Anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Agama adalah nasehat" -tiga kali- Kami bertanya, "Untuk siapa wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, untuk para pemimpin dan segenap kaum muslimin." (HR. Muslim)
[Shahih: Muslim 55]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Penjelasan Kalimat
"Dari Tamim Ad-Dari Radhiyallahu Anhu (ia adalah Abu Ruqayyah Tamim bin Aus bin Kharijah. Ia dinisbatkan kepada kakeknya yang bernama Dar. Dikatakan Ad-Dairi nisbat kepada Dair sebelum datangnya agama Islam. Sebelum memeluk agama Islam, ia beragama Nasrani dan tidak ada disebutkan nama Daari atau Dairi di dalam Kitab Shahihain dan Kitab Al-Muwaththa', kecuali Tamiim. Ia masuk Islam pada tahun ke sembilan Hijriyah. Ia mampu mengkhatamkan Al-Qur'an dalam satu rakaat dan terkadang ia mengulang-ulang satu ayat dalam satu malam hingga subuh menjelang. Ia tinggal di Madinah, lalu pindah ke Syam. Ia meriwayatkan dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang kisah bertemunya dengan al-jassaasah dan jaddal yang ia alami sendiri. Kisah ini termasuk kisah yang diriwayatkan oleh shahabat senior dari shahabat junior. Haditsnya tidak tercantum dalam riwayat Muslim kecuali hadits ini dan Al-Bukhari tidak ada meriwayatkan haditsnya), ia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Agama adalah nasehat" -tiga kali- (yakni beliau ucapkan tiga kali). Kami bertanya: "Untuk siapa wahai Rasulullah?" (yakni siapa yang berhak mendapat nasehat tersebut, wahai Rasulullah?) Beliau menjawab: "Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, untuk para pemimpin dan segenap kaum muslimin." Hadits riwayat Muslim)
Tafsir Hadits
Hadits ini sangat agung dan para ulama berkomentar, "Hadits ini adalah salah satu dari empat hadits yang menjadi prinsip agama Islam. An-Nawawi berkata, "Tidak seperti yang mereka sebutkan, akan tetapi hadits ini merupakan poros tempat beredarnya kaidah-kaidah agama Islam."
Al-Khaththabi berkata, "Nasehat adalah kata yang mengandung makna yang cukup komplek. Artinya, memberikan keberuntungan kepada orang yang diberi nasehat. Beliau memberitahukan bahwa agama ini seluruhnya adalah nasehat karena nasehatlah yang menjadi tiang dan pilar bagi agama."
Maksud, "nasehat untuk Allah" adalah mengimani-Nya, menampik semua sekutu bagi Allah, tidak mengingkari sifat-sifat-Nya, mensifatkan Allah dengan sifat-sifat yang sempurna dan mulia, menyucikan-Nya dari segala sifat kurang, menyucikan-Nya dari penisbatan kepada hal-hal yang buruk, menaati-Nya, tidak berbuat maksiat, cinta dan benci karena Allah, memberi loyalitas hanya kepada orang yang menaati-Nya, memusuhi orang yang mendurhakai-Nya dan sifat lainnya yang wajib pada Dzat Allah. Al-Khaththabi berkata, "Semua nasehat ini akan bermanfaat untuk diri hamba itu sendiri. Karena Allah tidak membutuhkan nasehat makhluk-Nya."
Maksud, "Nasehat untuk kitab-Nya," adalah mengimani bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah yang berasal dari Allah, menghalalkan apa yang disebutkan halal dalam Al-Qur'an dan mengharamkan apa yang disebutkan haram dalam Al-Qur'an, menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk, merenungi makna-maknanya, membacanya sesuai dengan kaidahnya, mengambil peringatan-peringatannya, memikirkan ancaman-ancamannya, dan memahami isinya.
Maksud, "Nasehat kepada rasul," adalah mempercayai apa yang dibawa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, mengikuti segala perintah dan larangan beliau, mengagungkan hak beliau, menghormati beliau, baik ketika masih hidup maupun setelah wafat, mencintai apa saja yang beliau perintahkan untuk dicintai seperti perintah beliau agar mencintai keluarga dan shahabat-shahabat beliau, mempelajari, dan mengamalkan sunnah-sunnah beliau serta menyebarkan, mendakwahkan, dan membela sunnah beliau.
Maksud, "Nasehat kepada pemimpin kaum muslimin," adalah membantu mereka dalam menegakkan kebenaran, mematuhi mereka dalam perkara yang benar, memberikan saran kepada mereka dengan cara yang baik serta mempraktekkannya, mengingatkan mereka akan kebutuhan kaum muslimin, menasehati mereka agar bersikap lembut dan adil serta meninggalkan perbuatan batil dan zhalim, menghapuskan tindak kekerasan dan. anarkis.
Al-Khaththabi berkata, "Di antara bentuk nasehat terhadap pemimpin kaum muslimin adalah shalat di belakang mereka dan jihad bersama mereka."
Sebab-sebab kebaikan dari masing-masing pembagian ini terlalu banyak dan tidak mungkin untuk dibatasi. Ada pendapat yang mengatakan: jika yang dimaksud pemimpin umat Islam di sini adalah para ulama, maka cara menasehati mereka adalah dengan menerima fatwa mereka, menghormati, dan menjadikan mereka sebagai panutan. Pemimpin yang dimaksud dalam hadits mencakup penguasa dan ulama, karena sebutan pemimpin yang sebenarnya ditujukan kepada penguasa dan ulama.
Maksud, "Nasehat kepada segenap kaum muslimin," adalah membimbing mereka untuk meraih kemaslahatan agama dan dunia mereka, tidak menyakiti mereka, mengajarkan apa saja yang tidak mereka ketahui, menyuruh mereka berbuat makruf dan melarang mereka berbuat mungkar dan Lain-lain.
Pembicaraan tentang masing-masing bagian ini kemungkinan akan terlalu panjang dan apa yang telah kita singgung itu sudah cukup. Pembahasan panjang lebar tentang masalah ini telah kami cantumkan dalam kitab Syarh Al-Jaami' Ash-Shaagir.
Ibnu Baththal berkata, "Hadits ini menunjukkan bahwa nasehat juga disebut sebagai din dan Islam. Din disebutkan untuk amalan dan perkataan." Ia juga berkata, "Nasehat itu hukumnya fardhu kifayah, jika ada orang yang melaksanakannya, maka yang lain terlepas dari kewajiban tersebut. Dan nasehat itu merupakan suatu keharusan yang disesuaikan dengan kesanggupan masing-masing individu. Jika seseorang mengetahui bahwa nasehatnya akan diterima, perintahnya akan dipatuhi dan dirinya aman dari hal-hal yang tidak ia inginkan maka ia harus memberikan nasehatnya. Akan tetapi, jika ia khawatir akan disakiti, maka ia boleh memilih antara menasehati atau tidak. Allahu a'lam.

Subulussalam, Syarh Bulughul Maram






nasehat-muslim blogpsot co id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar