Laman

Senin, 31 Januari 2011

Malaikat dan Jin pun Tidak Mengetahui Hal Ghaib












Malaikat dengan ketinggian kedudukan mereka pun tidak mengetahui hal ghaib, kecuali apa yang Allah ajarkan pada mereka,

Allah berfirman, artinya,
Mereka (malaikat) menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
(QS. Al-Baqarah 32)

Jin pun tidak mengetahui hal yang ghaib sebagaimana mahluk yang lain tidak mengetahui hal ghaib, dalil dari hal ini sebagaimana dalam kejadian wafatnya nabi sulaiman, yang para jin tidak mengetahui wafat beliau, kecuali tatkala setelah robohnya nabi sulaiman karena tongkat telah dimakan rayap.

Allah berfirman, artinya,

“Tatkala sampai ajal Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kematian (nabi sulaiman) kecuali dari binatang rayap yang memakan tongkatnya, tatkala ia roboh, tahulah jin-jin itu, bahwa seandainya mereka mengetahui hal-hal yang gaib, tidaklah mereka tinggal dalam siksaan yang hina itu.

(Q.S. Saba’:14)

Dan dalil yang menunjukkan tentang tidak adanya yang mengetahui hal ghaib sangat banyak, dalam al-qur'an, sunnah, dan ijma' dan hal ini menunjukkan tentang kufurnya orang yang menyatakan diri mengetahui hal yang ghaib.

(referensi, taysirul whusul ila naylil makmul, syaikh nukman bin abdukarim, darulharamain, Shan'a, hal 122-123)

Minggu, 30 Januari 2011

Mengenai Bahaya Iblis














Dan bagi seluruh umat Allah telah mengutus bagi mereka rasul, para rasul itu memerintahkan beribadah kepada Allah saja, dan melarang beribadah pada thaghut.

Allah berfirman, artinya,
"Sungguh Kami telah mengutus setiap umat rasul (untuk memerintahkan) sembahlah Allah dan jauhilah thagut"

(QS.An-nahl:36)

Thagut itu banyak, namun kepalanya adalah Iblis laknatullah 'alaih, dialah pemimpinnya, guru para syaithan yang mengajari kesesatan.

Allah berfirman, artinya,
seperti syaitan ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam."
(Al-Hasyr : 16)

(referensi, taysirul whusul ila naylil makmul, syaikh nukman bin abdukarim, darulharamain, Shan'a)

Orang Kafir Tidak Percaya Hari Berbangkit













Barangsiapa yang mendustakan adanya hari berbangkit setelah kematian maka ia telah kufur

Allah berfirman, artinya,
Orang-orang kafir menyangka bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, Demi tuhanku, kamu benar-benar akan dibangkitkan
(Attaghabun : 7)

Hal yang menunjukkan kufurnya orang mendustakan kebangkitan, karena orang itu telah mendustakan Allah, rasul-Nya dan mengingkari hal yang telah diberitakan agama, dan telah diberitakan seluruh risalah samawi.

Allah berfirman, artinya,
Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali-sekali tidak akan dibangkitkan".(QS. Al-an'am : 29)

Allah berfirman, artinya,
Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah: "Bukankah (kebangkitan ini benar?" Mereka menjawab: "Sungguh benar, demi Tuhan kami". Berfirman Allah: "Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari(nya)". (QS. Al-an'am : 30)

Allah telah mengabarkan bahwa orang kafir menyangka tidak akan dibangkitkan, wallahu'alam.

(referensi, taysirul whusul ila naylil makmul, syaikh nukman bin abdukarim, darulharamain, Shan'a, hal 113-114 )

Penjelasan Tiga Negeri, Dunia, Barzah, Akhirat












Tiga Negeri itu adalah negeri dunia, negeri barzah, dan negeri akhirat.

Negeri Dunia adalah kehidupan manusia setelah kelahirannya, dikatakan dunia karena dekat hilangnya, cepat hilang keadaannya, Allah berfirman, artinya, "Dan tidaklah kehidupan dunia itu melainkan hanyalah kesenangan yang menipu", inilah dunia negeri tempat beramal dan bertauhid tidak berbuat kesyirikan, dan tempat beribadah.

Negeri Barzah adalah kehidupan setelah kematian, dialam kubur, Allah berfirman, artinya, "dan dihadapan mereka ada barzah sampai hari mereka dibangkitkan(Al-Mukminun: 100).

Negeri akhirat, dinamakan demikian karena yang terakhir dari dunia, dan karena akhir dari persinggahan kehidupan yang tiga, Allah berfirman, artinya, tapi mereka lebih mementingkan kehidupan dunia, padahal akhirat itulah lebih baik dan kekal, Negeri ini terjadi setelah kebangkitan, dan akhir darinya ada yang masuk surga, ada yang masuk neraka, sebagaimana Allah berfirman, artinya, sebagian di surga dan sebagian di neraka".

(referensi, aysarus syuruh 'alal qaulil mufid fii adilatit tauhid, hal 150, syaikh muhammad alwushabi, darul istiqamah, kairo mesir, 1430 H)

Dua Asas Islam













Ketahuilah wahai saudaraku muslim, semoga Allah memberikan taufik-Nya pada kita, sehingga kita mampu beramal shalih dengan apa yang Allah cintai dan Allah ridhai, bahwa agama Islam terbangun diatas dua pondasi, dua asas, dan keduanya adalah sebagai berikut :

Pertama, Bahwa tidaklah kita beribadah kecuali niat hanya kepada Allah saja tidak ada sekutu bagi-Nya, inilah Ikhlas, inilah aqidah yang rasul menyeru kepadanya.

Allah berfirman, artinya,
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (pada Allah)"
(QS. al-imran:64)

Dan Allah berfirman, artinya,
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan kpd manusia janganlah ia beribadah melainkan hanya kepadaNya ”
(Al-Isra : 23)


Dan Inilah makna, "saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah".

Kedua, Bahwa tidaklah kita beribadah kecuali dengan apa yang apa yang telah disyariatkan didalam kitab-Nya (Al-qur'an) dan didalam sunnah rasul-Nya muhammad shalallahu'alaihi wassalam, bukan dengan cara ibadah yang baru atau dengan hawa nafsu, dan inilah ittiba' pada apa yang dibawa rasulullah muhammad shalallahu'alaihi wassalam.

Allah berfirman, artinya,
"Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)"

(QS. Al-'araf : 3)


Allah berfirman, artinya

"apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan bertakwalah pada Alah, sesungguhnya Allah Maha Keras SiksaNya"

(QS.Al-Hasyr : 7)

Inilah makna, "saya bersaksi bahwa nabi muhammad shalallahu'alaihi wassalam utusan Allah".


(referensi, aysarus syuruh 'alaal qaulil mufid fi adilatit tauhid, hal 78-79, muhammad al-whusabi, darul istiqomah, kairo, mesir, 1430 H)

Sabtu, 29 Januari 2011

Pentingnya Mengamalkan Ilmu Agama














Amal shalih adalah buah dari Ilmu agama, dan tujuan dari belajar ilmu agama islam adalah untuk beramal shalih, dan memanggil Ilmu agama untuk Amal shalih, Allah ta'ala juga banyak mengaitkan amal shalih dengan Iman.

Allah berfirman, artinya, "wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang kamu tidak kerjakan" (QS. Ash-shaf : 2-3)

Begitu dicela orang yang mereka senantiasa berkata tentang kebenaran Islam, akan tapi justru mereka sendiri tidak mengamalkan amal shalih.

(Referensi, taysir whusul ila naylil mamul, Nukman bin abdul karim, Hal 10, Maktabah Darulharamain, Shan'a)

Keutamaan Membaca / Belajar Ilmu Agama














Allah berfirman, artinya, "Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Alloh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Al Mujadalah 11)

Allah berfirman, artinya, "Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran" (Az Zumar : 9)

Dalam Kitab Shahih Bukhari dan Muslim, dalam hadist Rasulullah Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan menjadikannya paham dalam masalah agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)


(Referensi, taysir whusul ila naylil mamul, Nukman bin abdul karim, Hal 4, Maktabah Darulharamain)

Jumat, 28 Januari 2011

Pentingnya Kembali / Inabah kepada Allah ta'ala














Allah berfirman, artinya, "dan kembalilah (anibuw) kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya".(QS.Az-zumar:54)

Ayat ini menunjukkan bahwa kembali kepada Allah subhanahu wata'ala (Inabah) adalah Ibadah, yang menunjukkan akan hal ini adalah Allah memerintahkan hamba untuk kembali kepada-Nya.

Makna kembali pada Allah (Inabah) yaitu kembali pada Allah dengan bertaubat (memohon ampun atas dosa, menyesal atas dosa, berusaha keras tidak mengulangi dosa) dan mengikhlaskan amal hanya diniatkan murni untuk Allah ta'ala (Kitab Al-mufradat, Hal 509).

Dan Allah subhanahu wata'ala telah memuji orang-orang yang mereka kembali kepada-Nya dalam ayat lain dalam al-qur'an, dan mengabarkan surga bagi orang yang kembali pada Allah (Inabah) dan khasyah.

Allah berfirman, artinya,
“Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Dzat Yang Maha Pemurah padahal Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang kembali (bertaubat)” (Qaf: 31-35)

(Referensi, taysir whusul ila naylil mamul, nukman bin abdilkarim, Hal 56, maktabah darul haramain, shan'a)

Bahaya Menyimpang berkait Sifat Allah













Allah ta'ala disifati sebagaimana Allah telah mensifati diri-Nya sendiri didalam Al-qur'an, dan melalui lisan rasul-Nya Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam.

Tiap apa yang datang didalam al-qur'an, atau apa yang telah shahih dari al-mustafa Nabi muhammad shalallahu'alaihi wassalam berkaitan dengan sifat Allah ta'ala, maka wajib bagi tiap muslim mengimaninya, senantiasa menerimanya, meninggalkan penyimpangan, dan menolak tiap bentuk penakwilan, penyerupaan, permisalan, wajib menetapkan lafadz dan meninggalkan penyimpangan makna.

Dan tiap muslim berjalan sebagaimana orang yang Allah telah memuji mereka, Allah berfirman, artinya, "dan orang yang mendalam ilmunya mereka berkata kami beriman dengannya, semua datang dari sisi Rabb kami" (QS.Al-'Imran: 7)

(referensi, matan luma'atul i'tiqad alhadiy ila sabilir rasyid, ibnu qudamah)

Segala puji bagi Allah yang suci dari segala penyerupaan dan sekutu














Segala puji bagi Allah, yang diibadahi disetiap zaman, yang tidak pernah kosong ilmunya disetiap tempat, yang suci dari segala penyerupaan dan sekutu, yang tidak membutuhkan istri dan anak, yang hukum-Nya bagi seluruh hamba, Allah tidak ada yang menyamainya, tidak dapat dibayangkan dengan akal, pikiran maupun hati.

Allah berfirman, artinya, tidak ada sesuatupun yang semisal dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat (QS. Asy-syura: 11)

(Matan lum'atul i'tiqad alhadiy ilaa sabilir rasyid, Ibnu Qudamah)

Mengaku diri Nabi setelah Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam maka telah kafir












Nabi terakhir adalah Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam, dalil atas hal ini ada dalam al-qur'an, assunnah dan ijma', barangsiapa yang menyelisihi hal ini, dan mengaku dirinya sebagai nabi setelah Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam telah kafir, kita berlindung akan hal ini.

Allah berfirman, artinya, muhammad itu bukanlah bapak salah seorang dari kalian, akan tetapi rasulullah dan penutup para nabi (QS. Al-ahzab:4)

Juga dalil dalam hadist shahih bukhari, Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam bersabda, sesungguhnya tidak ada Nabi setelahku ( HR. Bukhari)

Dan dalam hadist shahih muslim, Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam bersabda, bahwa tidak ada nabi setelahku (HR. Muslim)

(Referensi, taysir whusul ila naylil mamul, nukman bin abdilkarim, Hal 116-117, maktabah darul haramain, shan'a)

Keghaiban yang hakiki tidak ada seorangpun yang tahu kecuali Allah ta'ala














Ghaib yang hakiki tidak ada seorangpun yang tahu kecuali Allah ta'ala saja, barangsiapa yang mengaku tahu hal yang ghaib maka kafir karena berarti ia telah mendustakan Allah dan rasul-Nya.

Allah berfirman, artinya, katakanlah tidak ada yang mengetahui keghaiban dilangit dan dibumi kecuali Allah (QS. An-naml; 65)

Dan tatkala Allah telah mengumumkan bahwa tidak ada yang mengetahui hal yang ghaib dilangit dan dibumi kecuali Allah ta'ala maka barangsiapa yang mengaku-ngaku mengetahui hal yang ghaib, maka sungguh ia telah mendustakan Allah dan rasul-Nya dalam khabar ini.

(referensi, taysir whusul ila naylil mamul, nukman bin abdilkarim, Hal 122, maktabah darul haramain, shan'a)

Sabtu, 22 Januari 2011

Allah Tidak Ditanya yang Allah Kerjakan, Tapi Manusialah akan Ditanya yang Mereka Kerjakan














Allah berfirman, artinya, "Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang Dia (Allah) kerjakan, dan merekalah yang akan ditanya tentang yang mereka kerjakan" (QS. Al-anbiya : 23)

Sebagai bentuk adab terhadap Allah subhanahu wata'ala adalah anda tidak bertanya tentang apa yang Allah kerjakan, tidak bertanya tentang ketentuan Allah mengapa demikian dan demikian, tidak bertanya tentang taqdir Allah mengapa demikian dan demikian, karena anda adalah hamba-Nya.

Janganlah anda masuk pada perkara urusan Allah jalla wa'ala, Allah tidaklah ditanya tentang apa yang Allah lakukan, karena tidaklah Allah melaksanakan semua perkara dan urusan kecuali didalamnya ada hikmah, dan hikmah kadang nampak dan kadang tidak terlihat oleh manusia, dan kita beriman bahwa Allah tidaklah melakukan suatu perkara itu secara sia-sia, sesungguhnya Allah melakukan dengan hikmah sama saja nampak hikmah itu ataupun tidak bagi kita.

Dan adapun manusia akan ditanya tentang apa yang mereka lakukan, bukan Allah yang ditanya, demikian anda, akan ditanya pada hari kiamat tentang amalan-amalan anda.

(referensi, Dr. shalih bin fauzan, atta'liqatul mukhtasarah 'ala matnil 'aqidah atthohawiyah, darul 'asimah, Hal 113)

Aqidah salah, goncang, rusak, Agama jadi tidak Benar














Aqidah merupakan asas agama, rukun awal dari rukun-rukun islam.

Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam bersabda,
Islam dibangun diatas lima perkara bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa nabi muhammad shalallahu'alaihi wassalam utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa ramadhan (HR. Bukhari (8) dan Muslim (161))

Maka wajib atas setiap muslim perhatian dengan masalah aqidah, dan memahaminya hingga berada diatas bashirah dan aqidah yang benar, karena jika berdiri diatas agama dengan pondasi aqidah yang shahih, maka agamanya lurus dan diterima, adapun jika berada diatas aqidah yang salah dan goncang, atau aqidah yang rusak, maka agamanya menjadi tidak benar karena berdiri diatas asas yang salah.

(referensi, Dr. shalih bin fauzan, atta'liqatul mukhtasarah 'ala matnil 'aqidah atthohawiyah, darul 'asimah, Hal 23-24)

Asal dari Taqdir adalah rahasia Allah bagi mahluknya













Asal dari Taqdir adalah rahasia Allah subhanahu wata'ala bagi mahluknya, maka janganlah manusia berusaha mencari-cari rahasia Allah ta'ala, janganlah anda mempersulit diri, akan tetapi berimanlah terhadap qadha dan qadar Allah, beramalah amalan yang shalih, jauhilah amalan yang jelek, karena mencari-cari rahasia taqdir bukanlah tuntutan kekhususan bagi manusia, bukanlah urusan manusia, maka janganlah mempersulit dengan hal ini.

Ini adalah urusan Allah azza wajalla, dan hal yang ghaib tidak ada yang mengetahui kecuali Allah ta'ala, tidak ada yang mengetahui selain-Nya, baik itu para malaikat, para nabi, dan bahkan sebaik-baik rasul pun telah berkata sebgaimana tersebut dalam al-qur'an, sekiranya aku mengetahui yang ghaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyak ( QS. Al-'araf : 188)

(referensi, atta'liqatul mukhtasarah 'ala matnil 'aqidah atthohawiya, Dr. Shalih bin Fauzan, Darul 'asimah, Hal 111-112)

Bahaya Menyerupakan Allah dengan mahluk dan Menolak Sifat Allah













Tidak ada sesuatupun yang semisal dengan Allah subhanahu wata'ala.

Allah berfirman, artinya, tidak ada sesuatupun yang semisal denganNya (QS.As-syura:11)

Tidak ada sesuatupun yang menyerupai Allah ta'ala, wajib atas setiap muslim menetapkan Allah sebagaimana Allah telah menetapkan bagi dirinya sendiri sebagaimana dalam al-qur'an dan assunnah, tidak boleh menyerupakan Allah dengan mahluk seperti kelompok menyimpang al-musyabihah yang meyakini Allah sama dengan mahluk, dan seperti kelompok menyimpang al-mu'atilah yang menolak Allah mempunyai nama dan sifat.

(referensi, at-ta'liqat al-mukhtasarah 'alal aqidah atthohawiyah, Dr.shalih bin Fauzan, penerbit Darul 'asimah, Hal 32-33)

Jumat, 21 Januari 2011

Bahaya Mementingkan Pemikiran dan Akal, Menolak Al-qur'an Assunnah













Barangsiapa yang menolak hukum dari al-qur'an dan assunnah, dan mempertentangkan keduanya, dan justru lebih memilih akalnya dan pemikirannya, maka ia telah menjadi ingkar (kafir), karena iman pada al-qur'an dan assunnah merupakan rukun iman.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Ø¥ِÙ†َّ Ø£َبْغَضَ الرِّجَالِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ اللَّÙ‡ِ الْØ£َÙ„َدُّ الْØ®َصِÙ…ُ

“Sesungguhnya orang yang paling dimurkai Allah adalah orang yang paling keras permusuhannya dan yang menantang jika diterangkan hujjah (alqur'an dan assunnah) kepadanya”.
(Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, HR. Al-Bukhari no. 2457 dan Muslim no. 2668)

Hal ini karena iman terhadap al-qur'an dan assunnah termasuk rukun iman.

(Dari atta'liqatul mukhtasarah 'ala matnil 'aqidah atthohawiyah, Dr. Shalih bin Fauzan, Hal114)

Senin, 17 Januari 2011

Sungai Al-kautsar di Surga












Tafsir Surat Al-Kautsar


Allah berfirman, artinya, Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (QS. al-kautsar:1-3)

Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu -wahai nabi- kebaikan yang banyak didunia dan diakhirat, dari kenikmatan itu adalah sungai al-kautsar disurga, maka ikhlaskan niat hanya untuk Rabbmu dalam shalatmu, dan sembelihlah kurban hanya untuk Allah dengan menyebut nama Allah saja, sesungguhya orang yang membencimu dan membenci apa yang engkau bawa dari petunjuk dan cahaya, al-qur'an dan assunnah, maka itulah yang terputus dari segala kebaikan.

(tafsir al-muyasar, biisyraf shalih alu syaikh, al-madinah al-munawarah)

Cat. : Gambar bukan Gambaran surga karena Kenikmatan surga belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, belum pernah terbersit sedikitpun dalam hati.

Minggu, 16 Januari 2011

Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa













Tafsir At-tiin : 1-6


Allah berfirman, artinya, Demi (buah) Tin dan zaitun, dan demi bukit sinai, dan demi kota (mekah) yang aman, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Kami kembalikan dia dalam bentuk yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya (QS. at-tiin : 1-6)

Allah subhanhau wata'ala bersumpah dengan tin dan zaitun, keduanya merupakan buah yang cukup dikenal. Allah ta'ala bersumpah dengan gunung yaitu thur sina, digunung inilah Allah berbicara secara langsung dengan nabi musa dengan sebenar-benar pembicaraan. Allah juga bersumpah dengan kota yang aman dari ketakutan, yaitu mekah tempat diturunkannya wahyu.

Sesungguhnya Kami (Allah) telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk,kemudian Kami kembalikan dia kedalam neraka jika dia tidak taat pada Allah subhanahu wata'ala, dan tidak mau mengikuti rasul, akan tetapi bagi mereka yang beriman dan melaksanakan amal shalih maka bagi mereka pahala yang agung yang tidak terputus dan tidak berkurang.

(Tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih alu syaikh, al-madinah al-munawarah)

Kemuliaan dengan Taat pada Allah dan Jauhi Dosa










Tafsir surat al-fajr 15-17


Allah berfirman, artinya, adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya, dan diberi kesenangan, maka dia berkata Tuhanku telah memuliakanku, adapun bila tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata Tuhanku telah menghinakanku, sekali-kali tidak demikian, sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim ( QS. al-fajr : 15-17 )

Adapun manusia apabila Rabb mengujinya dengan kenikmatan, melapangkan rezekinya, dan menjadikan hidupnya enak, dia menyangka itu pemuliaan dari Tuhannya, maka diapun berkata, Tuhanku telah memuliakan aku, adapun apabila Tuhannya mengujinya dengan menyempitkan rezekinya, maka dia menyangka dia telah mendapatkan penghinaan, maka dia berkata, tuhanku telah menghinakanku.

Sekali-kali tidak, bukanlah perkara ini sebagaimana yang manusia sangka, akan tetapi yang sebenarnya tentang kemuliaan dan kehinaan, pemuliaan Allah hanya diberikan kepada muslim yang taat pada Allah, dan kehinaan diberikan bagi mereka yang bermaksiat pada Allah ta'ala, dan kalian tidak memuliakan anak yatim yang bapak dan ibunya wafat dan dia masih kecil, dan kamu juga tidak bermuamalah dengannya dengan baik.

(Referensi, Tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih alu syaikh, al-madinah al-munawarah)

Segala Rahasia Akan Ditampakkan














Tafsir Ath-thaariq : 5-10


Allah berfirman, artinya, maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa ia diciptakan, dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari tulang sulbi dan tulang dada, sesungguhnya Allah benar-benar berkuasa untuk mengembalikannya hidup setelah mati, pada hari dinampakkan segala rahasia, maka sekali-kali tidak ada bagi manusia kekuatan dan tidak pula seorang penolong (QS. Ath-thaariq : 5-10)

Maka lihatlah manusia dari apa ia diciptakan, ketahuilah bahwa Allah dalam menciptakan dan membangkitkan manusia tidaklah sulit sebagaimana Allah menciptakan pertama kalinya, diciptakan manusia dari air mani kemudian dengan cepat tumbuh didalam rahim, yang hal ini keluar dari sulbi dan tulang dada, dan sesungguhnya Allah ta'ala yang telah mampu menciptakan manusia dari air maka mampu untuk mengembalikan pada kehidupan setelah kematian.

Pada hari ketika dinampakkan segala rahasia yang disembunyikan, dan saat dibedakan antara orang baik shalih dari orang yang jahat, maka tidaklah manusia mempunyai kekuatan untuk menolak apa yang disembunyikan atas dirinya sendiri, dan tidaklah ada bagi manusia seorang penolong pun yang mampu menghindarkan dari adzab siksaan Allah.

(Tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih alu syaikh, al-madinah al-munawarah)

Pembalasan Bagi Orang Kafir














Tafsir Surat 21-26


Allah berfirman, artinya, "Sesungguhnya neraka jahanam itu ada tempat pengintai, lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, mereka tinggal didalamnya berabad lamanya, mereka tidak merasakan kesejukan didalamnya dan tidak pula minuman, selain air yang mendidih dan nanah, sebagai pembalasan yang setimpal" (QS. An-Naba' : 21-26)

Sesungguhnya neraka jahanam pada hari itu menjadi tempat bagi orang kafir, sebagaimana telah dijanjikan sebelumnya, bagi orang-orang kafir neraka jahanam menjadi tempat mereka kembali, mereka akan tinggal didalamnya selama-lamanya tidak pernah terputus, mereka tidak akan pernah makan apa yang bisa menyejukkan mereka dari panasnya api neraka, dan mereka tidak pula akan minum yang bisa menyejukkan mereka, kecuali air yang sangat panas dan nanah, mereka diberikan balasan yang demikian sebagai pembalasan yang adil atas perbuatan mereka, sesuai dengan apa yang mereka telah mereka amalkan didunia, berupa kekafiran.

(Maraji', Tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih alu syaikh, al-madinah al-munawarah)

Keridhaan Allah untuk Orang Beriman














Tafsir Surat Al-Fajr : 27-30


Allah berfirman, artinya, hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, maka masuklah kedalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surga-Ku (QS. Al-fajr : 27-30)

Wahai jiwa yang tenang kepada mengingat Allah, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan beriman kepada-Nya, dan dengan apa yang dijanjikan-Nya dari berbagai kenikmatan bagi orang yang beriman, kembalilah kepada Rabbmu dengan keridhaan pemuliaan Allah kepadamu, dan Allah subhanahu wata'ala telah meridhaimu, maka masuklah kedalam jam'aah hamba yang shalih, dan masuklah bersama mereka kedalam surga-KU.

(Tafsir Al-Muyasar, Biisyraf syaikh shalih alu syaikh, al-madinah al-munawarah)

Jumat, 14 Januari 2011

Kabar Gembira bagi Orang Beriman












Tafsir Surat Al-ankabut 56-59


Allah berfirman, artinya, "wahai hamba-hambaKu yang beriman, sungguh bumiku luas, maka sembahlah Aku saja" (Qs.Al-ankabut:56)

Wahai hamba-Ku yang beriman, jika kalian dalam kesempitan menampakkan iman, dan kesulitan beribadah kepada Allah ta'ala, karena adanya gangguan, maka berhijrahlah, berpindahlah bumi Allah itu luas, dan ikhlaslah dalam beribadah, niatkan ibadah hanya untuk Allah ta'ala saja.

Allah berfirman, artinya, "setiap yang bernyawa akan merasakan kematian, kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan" (QS.Al-ankabut:57)

Seluruh yang hidup itu akan merasakan kematian, kemudian hanya kepada Allah saja kalain dikembalikan, untuk dihisab dan dibalas.

Allah berfirman, artinya, "Dan orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sungguh, mereka akan Kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (didalam surga), yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya, itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat kebajikan, yaitu orang yang bersabar dan bertawakal kepada Tuhannya" (QS.Al-ankabut:58-59)

Dan orang yang mereka membenarkan Allah dan Rasul-Nya, dan beramal shalih, maka akan ditempatkan pada surga yang tinggi, yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka tinggal didalamnya abadi, ini adalah nikmat balasan bagi orang yang beramal shalih, dan ini ada didalam surga yang penuh kenikmatan.

Dan surga yang penuh kenikmatan ini diperuntukkan bagi orang beriman yang bersabar dalam beribadah kepada Allah ta'ala, yang senatiasa memegang teguh agama Islam, dan kepada Allah subhanahu wata'ala mereka menyandarkan hati tentang rezeki dan mereka beramal.

(Maraji', Tafsir Al-muyasar, biisyraf shalih alu syaikh, al-madinah al-munawarah)

Kamis, 13 Januari 2011

Hari Tidak Ada Lagi Jual Beli yang Menguntungkan











Tafsir Surat Al-baqarah : 254


Allah berfirman, artinya, wahai orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafa'at, dan orang kafir itulah orang yang dzalim (QS. Al-baqarah : 254)

Wahai orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan Rasulullah Muhammad shalallahu'alaihi wassalam, dan beramal dengan ilmu agama yang telah ia ketahui, keluarkanlah zakat yang telah Allah wajibkan bagi kalian, sedekahkanlah apa-apa yang telah Allah anugerahkan kepada kalian, sebelum datang kepada kalian hari Kiamat.

Hari Kiamat yaitu hari tatkala tidak ada lagi jual beli yang memberi keuntungan, saat harta tidak akan memberikan manfaat bagi diri kalian dari adzab Allah, ketika persahabatan tidak memberikan manfaat lagi yaitu tatkala seorang sahabat tidak lagi mampu menyelamatkan sahabatnya, dan pemberi syafaat tidak mampu meringankan kalian dari adzab Allah. Dan orang-orang kafir, mereka itulah orang yang dzalim yang melampaui batas dari hukum-hukum Allah subhanahu wata'ala.

(Tafsir Al-muyasar, biisyraf syaikh shalih alu syaikh, Al-Madinah Al-Munawarah)

Selasa, 11 Januari 2011

Ujian Siapa yang Lebih Baik Amalnya














Tafsir Surat Al-Mulk : 3


Allah berfirman, artinya, (Allah) yang menciptakan kematian dan kehidupan, untuk menguji kalian siapakah diantar kalian yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun (Surat Al-Mulk : 3)

Allah ta'ala yang menciptakan kematian dan kehidupan, untuk menguji -wahai manusia- siapakah antara kamu yang baik amalnya dan yang lebih ikhlas (murni niat ibadah untuk Allah), dan Dia Maha Perkasa, tidak ada sesuatupun yang mampu mengalahkan Allah subhanahu wata'ala, dan Dia Maha Pengampun bagi hamba-Nya yang bertaubat.

Dan didalam ayat yang mulia ini, terdapat motivasi bagi tiap muslim hamba Allah, untuk berlomba-lomba senantiasa melakukan amal ketaatan dan menjauhkan serta meninggalkan diri dari berbagai amal kemaksiatan.

(Tafsir Al-Muyasar, Biisyraf Syaikh Shalih Alu Syaikh)

Ditangan Allah segala Kerajaan

Allah berfirman, artinya, Maha suci Allah yang di tangannya segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala (Surat Al-Mulk:1)

Begitu berlimpah kebaikan dari Allah atas seluruh mahluknya, dan ditangan-Nya segala kerajaan didunia dan diakhirat, dan kekuasaan Allah atas dunia dan akhirat, berlakulah ketetapan dan perintah Allah didunia dan diakhirat, dan Dia (Allah) Maha berkuasa atas segala sesuatu.

Dan dari ayat ini ada faidah yang agung, yaitu bahwa ayat ini menetapkan Allah subhanahu wata'ala memiliki tangan, yang sesuai dengan kemuliaan-Nya, yang tidak sama dengan mahluk-Nya.

(Tafsir Al-Muyasar, Biisyraf Syaikh Shalih Alu Syaikh, Madinah Munawarah)

Bagiku Agama Islam

Tafsir Surat Al-kafirun :1-6

Allah berfirman, artinya, katakanlah (Muhammad) wahai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah, bagimu agamamu, untukku agamaku (Surat Al-kafirun:1-6)

Katakanlah -wahai rasul- kepada orang yang kafir kepada Allah dan rasul, wahai orang-orang kafir, aku tidak beribadah kepada apa yang kamu ibadahi dari berhala, dan kalian bukanlah penyembah apa yang aku sembah dari Tuhan yang satu, Dia Allah Rabb semesta alam, hanya Dia yang berhak disembah, hanya Allah yang saru yang berhak diibadahi, dan aku tidak beribadah pada apa yang kamu sembah dari berhala dan Tuhan yang bathil, dan tidaklah kamu penyembah Allah yang aku sembah.

Ayat ini turun berkaitan dengan orang-orang musyrikin, yang Allah ta'ala mengetahui bahwa mereka selamanya tidak menyembah Allah, bagi kalian -wahai orang kafir- apa yang kamu sembah, dan bagiku agamaku (islam), dan aku tidak beragama selainnya.

(Tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih alu syaikh, madinah munawarah)

Tentang Abu Lahab yang Celaka

Tafsir Surat al-Lahab: 1-5

Allah berfirman, artinya, binasalah kedua tangan abu lahab dan benar-benar binasa dia, tidaklah bermanfaat baginya hartanya dan apa yang ia usahakan, kelak dia akan masuk kedalam api (neraka) yang bergejolak, dan (begitu pula) isterinya pembawa kayu bakar (penebar fitnah), dilehernya ada tali sabut yang dipintal. (Surat al-Lahab: 1-5)

Sungguh celaka tangan abu lahab yang telah mengganggu rasulullah muhammad shalallahu'alaihi wassalam, benar-benar celaka dia, tidaklah bermanfaat hartanya dan anaknya dari menepis azab Allah apabila adzab itu datang, dan dia akan dimasukkan kedalam api neraka jahanam yang bergejolak, dia dan isterinya yang senantiasa mengganggu nabi muhammad shalalllahu'alaihi wassalam dengan berbagai gangguan, kelak akan dimasukkan keneraka jahannam.

(Tafsir Al-muyasar, biisyraf syaikh shalih alu syaikh, Madinah Munawarah)

Senin, 10 Januari 2011

Pertolongan Allah dan Kemenangan

Tafsir Surat An-nasr: 1-3

Allah berfirman, artinya, apabila datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia masuk dalam agama Allah berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, dan mohon ampun kepada-Nya, sungguh Dia Maha penerima taubat (QS.Surat an-nasr: 1-3)

Apabila telah sempurna bagimu -wahai Rasul- pertolongan atas orang kafir quraisy, dan telah sempurna bagimu fathu mekah, dan engkau telah melihat banyak dari manusia masuk dalam agama Islam secara, berjama'ah-jama'ah, maka tunggulah waktu pertemuan dengan Rabbmu dengan banyak bertasbih, dengan memuji Rabbmu, dan banyak memohon ampun pada Allah, karena sesungguhnya Allah, banyak memberikan taubat kepada hambaNya yang bertasbih, menyucikannya, dan yang memohon ampun padanya, Allah mengampuni mereka, Allah merahmati mereka, memberi kasih sayang pada mereka, dan menerima taubat mereka.

(Tafsir al-muyasar, biisyraf shalih alu syaikh, madinah munawarah, maktabah malik fahd)

Kami Dengar dan Kami Taat

Tafsir surat al-baqarah : 285

Allah berfirman, artinya, " Rasul (Muhammad) beriman terhadap apa yang diturunkan kepadanya (Al-qur'an) dari Rabb (Tuhannya), demikian pula orang yang beriman, semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya, (mereka berkata), "kami tidak membeda-bedakan seorangpun dari rasul-rasul-Nya", dan mereka berkata kami dengar dan kami taat, ampunilah kami ya tuhan kami , dan kepada-Mu tempat (kami) kembali" (QS.surat al-baqarah: 285)

Rasulullah muhammad shalallahu'alaihi wassalam membenarkan dan meyakini apa yang diwahyukan Rabbnya, dan orang yang beriman demikian pula mereka membenarkan serta mengamalkan apa yang ada dalam al-qur'an yang agung, mereka semua membenarkan bahwa Allah ta'ala Rabb dan Ilah (Tuhan) yang mempunyai sifat yang mulia dan sempurna, dan mereka juga beriman bahwa Allah mempunyai malaikat-malaikat, mereka juga beriman bahwa Allah menurunkan kitab-kitab, dan mengutus bagi mahluk para rasul, dalam hal ini mereka bukan beriman sebagian dan meninggalkan sebagian lain, akan tetapi mereka beriman kepada seluruhnya.

Dan berkatalah rasul dan orang yang beriman, kami mendengar ya Rabb kami dan kami taat, dengan apa yang telah diwahyukan, kami berharap Engkau dengan kemuliaan Engkau memberi ampun kami atas dosa-dosa kami, Engkau yang telah mengatur kami, yang telah memberi nikmat kepada kami, hanya kepada Engkau tempat kami akan kembali.

(Tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih alu syaikh, madinah munawarah, makatabah malik fahd, hal 49, tahun 1430 )

Allah tidak Bebani kecuali sesuai Kesanggupan

Tafsir al-baqarah: 286

Allah berfirman, artinya, "Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya, dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dilakukan, dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang dilakukannya, (mereka berdoa), ya tuhan kami jangan Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan, ya Tuhan kami jangan Engkau bebankan kami dengan beban berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami, ya Tuhan kami janganlah Engkau bebankan kepada kami apa yang kami tidak sanggup memikulnya, maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmati kami, Engkau pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang kafir" (surat al-baqarah : 286)

(Dinnullah) Agama Allah itu mudah, tidak ada dalam agama islam ini sesuatu yang berat didalamnya, Allah subhanahu wata'ala tidak pernah menuntut hambaNya, apa yang hamba-Nya tidak sanggup untuk melakukannya, dan tatkala hamba-Nya melakukan kebaikan maka hamba-Nya itu akan memperoleh kebaikan pula, dan barangsiapa yang beramal keburukan maka ia akan memperoleh keburukan pula.

Ya Rabb (Tuhan) kami jangan Engkau hukum kami jika Kami terlupa atas sesuatu yang diwajibkan kepada kami, atau kami berbuat kesalahan didalam perbuatan kami, sesuatu yang kami sebenarnya dilarang atasnya.

Ya Rabb kami janganlah Engaku bebankan kami dari amal yang berat, apa yang telah dibebankan kepada orang sebelum kami, Ya Rabb kami jangan Engkau pikulkan kepada kami, apa yang kami tidak mampu melaksanakannya, hapuskanlah dosa kami, tutupilah aib kami, perbaiki kami.

Engkaulah pemilik diri kami, pemilik seluruh amalan kami, dan Engkaulah yang mengatur kami, maka tolonglah kami, atas orang yang menentang terhadap agama-Mu, yang ingkar terhadap beribadah kepada-Mu, dan mendustakan nabi-Mu, muhammad shalallahu'alaihi wassalam, dan tolonglah kami atas mereka orang kafir itu, menangkan kami atas mereka.

(tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih alu syaikh, madinah munawarah)

Untaian Mutiara Nasehat

Silahkan mendengarkan Via Radio Streaming (Radio yang didengar jutaan pemirsa)
>> http://www.radiorodja.com/

InsyaAllah tiap ahad & senin malam jam 20.00 siaran langsung,
dari kota Madinah Nabawiyah, Arab
Untaian Nasehat oleh Prof. Dr. Abdurrazaq, MA
(Dosen pasca sarjana Universitas Islam Madinah)
Penerjemah Ust Firanda,Lc, MA.

Kepada segenap muslim atas perhatiannya kami ucapkan jazakumullah khairan.

Kejahatan Mahluk, Malam, Penyantet, Pendengki

Tafsir surat al-falaq 1-4

Allah berfirman, artinya, "katakanlah aku berlindung kepada Rabb penguasa subuh (fajar), dari keburukan (mahluk) apa yang diciptakan, dan dari keburukan malam apaila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan) tukang sihir yang meniup pada buhul (tali) dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki (hasad)." (surat al-falaq:1-4)

katakanlah -wahai rasul- aku berlindung, aku memohon penjagaan, kepada Rabb (Tuhan) al-falaq yaitu subuh (fajar), dari seluruh keburukan mahluknya dan gangguan mahluknya, dan dari malam yang sangat gelap apabila telah masuk, dan apa yang ada didalamnya dan dari keburukan dan berbagai gangguan, dan dari keburukan (wanita) penyihir (paranormal, dukun) yang meniup pada buhul dalam rangka menyihir manusia, dan dari kejelekan orang yang dengki kepada manusia atas nikmat yang telah Allah berikan, yang menginginkan nikmat itu hilang, dan orang yang dengki menginginkan gangguan keburukan.

(tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih alu syaikh, maktabah malik fahd, madinah munawarah)

Minggu, 09 Januari 2011

Berlindung kepada Allah dari Syethan

Tafsir Surat An-nas 1-6

Allah berfirman, artinya, "katakanlah aku berlindung kepada Rabb (Tuhan) manusia, yang memiliki manusia, sembahan manusia, dari (bisikan) syethan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) kedalam dada manusia, dari (golongan) jin dan mansuia" (surat an-nas:1-6)

Katakanlah -wahai rasul- aku berlindung, aku meminta penjagaan, kepada Rabb manusia, yang hanya Dia (Allah) sendiri saja yang bisa melindungi dari keburukan dan bisikan jahat.

(Allah) yang memiliki manusia, yang mengatur seluruh urusan manusia, yang Maha Kaya atas mereka (manusia). Sembahan manusia, yang tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Dia (Allah).

Dari gangguan syethan, yang senantiasa membisikkan kejahatan, sehingga manusia lalai dari mengingat Allah. Yang menebarkan keburukan dan keraguan, didalam dada manusia. Dari para syethan dari jenis jin dan manusia.

(Tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih alu syaikh, madinah manuwarah, maktabah malik fahd)

Allah tempat meminta segala sesuatu

Tafsir Surat Al-ikhlas

Allah berfirman, artinya, "katakanlah (muhammad) Dialah (Allah) yang Maha Satu, Allah tempat meminta segala sesuatu, tidak beranak dan tidak pula dilahirkan, dan tidak sesuatupun yang semisal dengan-Nya" (Surat al-ikhlas: 1-4)

Katakanlah -wahai rasul- Dialah (Allah) yang Maha Tunggal didalam uluhiyah, yaitu hanya Allah sajalah yang berhak untuk diibadahi dengan segala macam bentuk tata cara peribadatan, dan Dialah (Allah) yang Maha Tunggal didalam rububiyah, yaitu hanya Allah sajalah yang mampu menciptakan dan Allah yang mengatur, dan Dialah (Allah) yang Maha Tunggal dalam nama dan sifat, yaitu tidak ada yang menyamainya dalam kesempurnaan nama dan sifat Allah.

Allah yang Maha sempurna didalam sifatNya, Maha mulia, Maha terpuji, Maha Agung, seluruh mahluk senantiasa membutuhkan Allah ta'ala, semua mahluk senantiasa bergantung kepada-Nya dalam seluruh perkara.

Dia (Allah) tidak ada baginya anak, tidak pula orang tua dan juga tidak membutuhkan istri dan juga sahabat.

Dia (Allah) tidak ada yang semisal dengan-Nya, dan tidak ada yang menyerupai-Nya didalam penciptaan, didalam nama, didalam sifat, didalam segala perbuatan, dan Allah Maha suci serta Maha Tinggi, tidak ada sesuatupun yang menyerupainya.

(tafsir al-muyasar, biisraf syaikh shalih alu syaikh, madinah munawarah)

Peringatan kepada Bani Israil

Allah berfirman, artinya, "dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan ruku'lah bersama orang yang ruku". (surat al-baqarah:43)

-wahai bani israil- masuklah kalian kedalam agama islam, dan dirikanlah shalat dengan cara yang benar, sebagaimana nabi muhammad shalallahu'alaihi wassalam menjalankannya, dan tunaikanlah zakat yang wajib sebagaimana telah disyariatkan dalam agama islam, dan ruku'lah bersamalah dengan orang yang ruku' dari umat nabi muhammad shalallahu'alaihi wassalam.

Allah berfirman, artinya, "mengapa kamu menyuruh manusia pada kebaikan dan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab (taurat), tidakkah kamu mengerti?" (surat al-baqarah:44)

-wahai bani israil- sungguh buruk keadaan kalian dan keadaan ulama kalian, ketika kalian menyuruh manusia untuk berbuat amal kebaikan, namun kalian justru meninggalkan diri kalian sendiri dari amal kebaikan, kalian melupakan diri kalian sendiri, padahal telah diperintahkan kepada kalian perkara yang sangat agung, yaitu Islam, serta kalian membaca taurat yang didalamnya telah disebutkan sifat nabi muhammad shalallahu'alaihi wassalam, dan kalian telah diwajibkan untuk mengimaninya, maka mengapa kalian tidak menggunakan akal kalian dengan penggunaan yang benar.

(tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih alu syaikh, madinah munawarah, maktabah malik fahd)

Saat Datang Petunjuk pada Kebenaran

Allah berfirman, artinya, "Kami berfirman turunlah kamu semua, kemudian jika benar-benar datang dari-Ku petunjuk barangsiapa mengikuti petunjuk maka tidak ada rasa takut atas mereka, dan mereka tidak ada rasa sedih hati, adapun orang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal didalamnya" (surat al-baqarah : 38-39)

Allah berfirman turunlah kalian semua -adam, hawa, dan syetan- dari surga, kelak akan datang kepada kalian dan anak keturunan kalian, suatu yang didalamnya ada petunjuk bagi kalian menuju kebenaran, barangsiapa yang melakukan amal dengan hal itu, maka tidak ada rasa takut atas mereka tentang pertemuan di akhirat, dan tidak ada bagi mereka rasa sedih terhadap atas apa yang terluput dari perkara dunia. Adapun orang yang menentang dan mendustakan ayat-ayat Kami yang berisi berbagai petunjuk tentang tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah, maka mereka yang menentang akan ditempatkan didalam neraka selamanya, dan tidak akan pernah bisa keluar dari dalamnya.

(tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih alu syaikh, madinah munawarah, malik fahd)

Sabtu, 08 Januari 2011

Iblis Sombong dari Perintah Allah

Allah berfirman, artinya, "dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat,"sujudlah kamu kepada adam, maka merekapun sujud kecuali iblis, ia menolak dan sombong, dan ia termasuk golongan yang kafir" (surat al-baqarah ; 34)

Dan ingatkanlah -wahai rasul- untuk manusia, bahwa Allah telah memuliakan adam tatkala Allah ta'ala berfirman kepada malaikat, sujudlah kepada adam dengan sujud penghormatan (bukan sujud ibadah), maka malaikat semuanya pun taat sujud kepada adam menjalankan perintah Allah kecuali iblis, iblis menolak perintah Allah karena kesombongan dan kedengkian, maka jadilah ia golognan yang menentang Allah ta'ala, bermaksiat terhadap perintah Allah, maka jadilah ia termasuk golongan yang kafir.

(tafsir al-muyasar, shalih alu syaikh, madinah munawarah)

Penciptaan Manusia

Allah berfirman, artinya, "dan ketika Rabb-mu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku akan menjadikan dibumi seorang khalifah, mereka (malaikat) berkata apakah Engkau hendak menjadikan disana orang yang merusak dan menumpahkan darah, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan-Mu , Dia (Allah) berfirman, sungguh aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui". (surat al-baqarah : 30)

Dan ingatkanlah -wahai rasul- kepada manusia ketika Rabbmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku akan menjadikan di bumi suatu kaum yang akan memimpin sebagian atas sebagian yang lain tentang perkara mereka, maka berkatalah malaikat, wahai rabb kami beritahukanlah kepada kami apakah hikmah dalam penciptaan mereka, bahwa dengan perkara itu mereka melakukan kerusakan dibumi, dan menumpahkan darah serta berbuat kedzaliman sebagian atas sebagian lain dengan permusuhan, padahal kami (malaikat) senantiasa taat kepada-MU, menyucikan-MU dengan segala keagungan-Mu dengan setiap sifat Engkau yang Maha sempurna dan agung, Allah berfirman, sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui dari kemaslahatan yang sangat jelas dari penciptaan ini.

(tafsir al-muyasar, biisyraf shalih alu syaikh, madinah munawarah, malik fahd)

Penyempurnaan Langit

Allah berfirman, artinya, " Dialah yang menciptakan bagimu apa yang ada dibumi seluruhnya, kemudian Dia menuju kelangit, lalu menyempurnakan menjadi tujuh langit, dan Dia atas segala sesuatu Maha mengetahui" (surat al-baqarah : 29)

Allah sendiri yang telah menciptakan bagi kalian setiap apa yang ada dibumi dari kenikmatan yang bermanfaat untuk kalian, kemudian menciptakan langit dan menyempurnakannya menjadi tujuh langit, dan Dia atas segala sesuatu Maha mengetahui, yang ilmu Allah ta'ala meliputi atas seluruh apa yang telah diciptakan.

(tafsir al-musyasar, biisyraf shalih alu syaikh, madinah munawarah, malik fahd)

Dahulu Kamu Tidak Ada

Alla berfirman, artinya, "bagaimana kamu ingkar terhadap Allah, padahal dahulu kamu mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian mematikan, kemudian menghidupkan kamu kemudian kepadaNya kamu dikembalikan" (QS.al-baqarah:28)

Mengapa engkau ingkar -wahai orang musyrik- terhadap kemahatunggalan Allah ta'ala, dan engkau berbuata kesyirikan, menyekutukan-Nya dalam ibadah, padahal telah jelas bukti yang terputus didalam dirimu sendiri, maka sungguh kamu dahulu bukanlah suatu mahluk dan Allah menjadikan kamu ada dengan meniupkan bagimu ruh untuk kehidupan, kemudian mematikan kamu tatkala batas ajalmu telah selesai, kemudian mengembalikan kamu menjadi hidup pada hari berbangkit, kemudian kepada-Nya engkau dikembalikan untuk dihisab dan diberi pembalasan.

(tafsir al-muyasar, biisyraf shalih alu syaikh, madinah munawarah, malik fahd)

Jumat, 07 Januari 2011

Perumpamaan seekor Nyamuk

Allah berfirman, artinya, "sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu, adapun orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan, tetapi mereka yang kafir berkata, " apa maksud Allah dengan perumpamaan ini? ", dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi_Nya petunjuk, tetapi tidak ada yang disesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik" (surat al-baqarah : 26)

Sesungguhnya Allah ta'ala tidak malu tentang kebenaran, dengan menyebutkan sesuatu baik hal besar atau sesuatu yang begitu sangat kecil, seperti nyamuk, lalat, dan semisalnya, Allah memberikan permisalan ini sebagai bentuk pelemahan terhadap yang disembah selain Allah, yang tidak mampu untuk membuat hal semisal nyamuk atau lalat yang kecil. Adapun orang beriman mereka mengetahui hikmah permisalan yang Allah ta'ala buat dengan hal kecil atau besar, adapun orang kafir justru mengejek dan merendahkan hal itu dengan mengatakan, " apa maksud Allah ta'ala terhadap permisalan yang hina itu, maka jawaban dari Allah bahwa itu adalah ujian, untuk membedakan orang beriman dan kafir.

Dan dengan permisalan ini, banyak manusia sesat menyimpang, dan sebagian lain mendapat taufik tambahan keimanan dan petunjuk, dan Allah ta'ala tidak mendzalimi seorangpun, dan tidaklah orang menyimpang dari kebenaran kecuali dia keluar dari ketaatan.

(tafsir al-musyasar, madinah munawarah, maktabah malik fahd)

Tuli, Bisu dan Buta terhadap kebenaran

Tafsir surat al-baqarah : 18

Allah berfirman, artinya, " mereka (orang munafik) tuli, bisu dan buta sehingga mereka tidak dapat kembali" (surat al-baqarah : 18)

Mereka (orang munafik) itu tuli dari mendengarkan kebenaran, mereka pun bisu terhadap perkataan tentang kebenaran, mereka juga buta dari melihat cahaya petunjuk, sehingga mereka tidak mampu untuk kembali kepada keimanan yang telah mereka tinggalkan sehingga mereka berada didlam kesesatan.

(tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih bin abdul'azis alu syaikh, madinah munawarah, maktabah malik fahd, 1430H)

abdul'azis
www.nasehat-muslim.blogpsot.com

Mereka yang berada Dalam kegelapan yang Pekat

Tafsir surat albaqarah: 17

Allah berfirman, artinya, "Perumpamaan mereka (orang munafik) seperti orang-orang menyalakan api, setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat" (surat al-baqarah:17)

Keadaan orang munafik yang menyatakan beriman secara dzahir namun dalam hati tidak beriman terhadap risalah nabi muhammad shalallahu'alaihi wassalam, mereka mengkufuri kebenaran, sehingga mereka berada dalam kegelapan dan kesesatan namun mereka tidak menyadarinya, mereka berada dalam kegelapan yang sangat pekat dan tidak mampu melihat sesuatupun, serta tidak mendapatkan petunjuk sehingga mereka tidak bisa keluar dari kegelapan.

(tafsir almuyasar, biisyraf syaikh sahalih bin abdul azis alu syaikh, madinah munawarah)

Abdul'azis
www.nasehat-muslim.blogspot.com

Orang Munafiq itulah yang Kurang Akal

Tafsir surat al-baqarah : 13

Allah berfirman : "Dan apabila dikatakan kepada mereka, "berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman, mereka menjawab, "apakah kami akan beriman seperti orang yang kurang akal itu beriman? ingatlah sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal tetapi mereka tidak tahu". (surat al-baqarah : 13)

Apabila dikatakan kepada para munafiq, "berimanlah kalian sebagaimana para sahabat nabi muhammad shalallahu'alaihi wassalam beriman", yang mereka sahabat beriman dengan iman di hati, dengan lisan, dan dengan seluruh anggota badan, maka orang munafiq akan membantah, apakah kami akan membenarkan sebagaimana orang yang berakal lemah dan berpemikiran bodoh, namun mereka orang munafiq itu tidak mengetahui bahwa mereka sebenarnyalah yang sesat dan berada dalam kerugian.

(maraji', tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih bin abdul azis alu syaikh, 1430H, madinah munawarah, maktabah malik fahd)

abdul'azis
www.nasehat-muslim.blogspot.com

Mereka yang berbuat Kerusakan di Bumi

Tafsir surat al-baqarah : 11-12

Allah berfirman, " dan apabila dikatakan kepada mereka, "janganlah berbuat kerusakan dibumi mereka menjawab, " sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan". (QS.Surat Al-baqarah : 11)

Dan apabila orang munafiq diberi nasehat untuk tidak membuat kerusakan dibumi dengan kekafiran dan kemaksiatan melakukan dosa-dosa, maka mereka membantah dan berdusta, " bahwa kamilah orang yang berbuat perbaikan dimuka bumi".

Allah berfirman, "ingatlah sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari" ( QS. al-baqarah:121)

Sesungguhnya mereka itu yang berbuat kerusakan (berbuat dosa-dosa) dan menyangka berbuat kebaikan, akan tetapi karena kebodohan mereka dan penentangan mereka sehingga mereka tidak menyadari hal itu.

(maraji', tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih bin abdulazis alu syaikh, madinah munawarah, maktabah malik fahd, 1430H)

abdul'azis
www.nasehat-muslim.blogspot.com

Allah menambah Keraguan pada Hati Orang Munafik

Tafsir Surat Al-baqarah 10-11

Allah berfirman : " didalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakit itu, dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta". ( QS.Al-baqarah:10)

Orang munafik, yang menampakkan secara dzahir beriman, namun dalam hati kafir didalam hati mereka ada keraguan, mereka senantiasa bermaksiat, maka layak bagi mereka siksaan, dan Allah menambah didalam diri mereka keraguan, dan ini akibat mereka mendustakan kebenaran dan akibat kemunafikan mereka.

(maraji', tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih bin abdu'azis alu syaikh, madinah munawarah, maktabah malik fahd, 1430H)

Abdul'azis
www.nasehat-muslim.blogspot.com

Mereka tidak bisa Menipu Allah ta'ala, Bahkan tipuan itu Justru Kembali pada Diri Mereka Sendiri

Tafsir Surat Al-baqarah : 8-9

Allah berfirman (artinya) : " Dan diantara manusia ada yang berkata, "Kami beriman kepada Allah dan hari akhir", padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman". (QS. Al-baqarah:8)

Dan diantara sebagian manusia ada golongan yang mereka mengatakan dengan lisan-lisan mereka kami membenarkan Allah dan hari akhirat, padahal didalam bathin mereka mendustakan dan tidak pernah sama sekali mengimani Allah, mereka itulah orang munafiq.

Allah berfirman : " mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendir tanpa mereka sadari ". (QS.Al-baqarah:9)

Orang munafik menyangka dengan ketidaktahuan mereka bahwa mereka itu bisa menipu Allah dan menipu orang yang beirman dengan menampakkan secara dzahir beriman, padahal dalam hati mereka kufur, dan mereka ternyata tidaklah menipu kecuali diri mereka sendiri dan kerena tipuan mereka itu kembali kepada mereka sendiri.

(Maraji', Tafsir al-muyasar, biisyraf syaikh shalih bin abdul azis alu syaikh, madinah munawarah, maktabah malik fahd, 1430 H)

Abdul'azis
www.nasehat-muslim.blogspot.com

Rabu, 05 Januari 2011

Bukti Tidak Ada yg Mampu Buat Semisal Al-qur'an

Allah berfirman : " Dan jika kamu meragukan (al-qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (muhammad) maka buatlah satu surat semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolong mu selain Allah, jika kamu orang yang benar ". ( Al-baqarah : 23)

Dan jika kalian -wahai orang kafir dan penentang- didalam keraguan terhadap al-qur'an yang telah kami turunkan kepada hamba Kami nabi muhammad shalallahu'alaihi wassalam, dan kalian menyangka al-qur'an bukan dari sisi Allah, maka datangkanlah surat semisal al-qur'an, dan minta bantuanlah pada orang yang kamu anggap mampu, jika kamu merasa benar.

Allah berfirman : "Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang kafir " (Al-baqarah : 24)

Maka jika kamu lemah, dan memang tidak mampu membuat semisal al-qur'an sekarang dan pada masa depan, maka takutlah kamu, beriman dan taatlah kamu pada nabi muhammad shalallahu'alaihi wassalam, inilah neraka yg bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang kafir yang menentang Allah dan raul-Nya.

(maraji', tafsir al-muyasar, biisyraf shalih bin abdul'azis alu syaikh, madinah munawarah)

Abdullah
www.nasehat-muslim.blogspot.com

Hanya Allah yang menciptakan dan memberi rezeki

Tafsir surat al-baqarah : 22

Allah berfirman : "Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui ( QS. al-baqarah : 22)

Rabb kalian yang telah menjadikan bagi kalian bumi yang terhampar, sehingga kalian menjadi mudah hidup diatasnya, dan langit yang diatas kalian, dan Dia Allah yang telah menurunkan hujan dari awan dan sehingga bisa tumbuh dengan hal itu berbagai macam buah-buahan dan tumbuhan dibumi sebagai rezeki bagi kalian, maka jangan pernah kalian mengadakan tandingan bagi Allah, jangan menyembah selain Allah, karena kalian telah mengetahui hanya Allah yang mampu menciptakan dan memberi rezeki, sehingga hanya Allah yang berhak diibadahi.

(referensi, tafsir al-muyasar, biisyraf shalih bin abdul azis alu syaikh, madinah munawarah)

Abdullah
www.nasehat-muslim.blogspot.com

Selasa, 04 Januari 2011

Beribadahlah pada Allah, bukankah Allah telah Karuniakan berbagai Nikmat

Tafsir surat al-baqarah : 21

Allah berfirman : " Wahai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa "( QS. Al-baqarah : 21)

Ini merupakan panggilan dari Allah subhanahu wata'ala kepada manusia seluruhnya, untuk mereka menyembah Allah ta'ala Rabb mereka yang telah memberikan kepada mereka berbagai macam kenikmatan yang melimpah ruah banyaknya tidak mampu terhitung, dan takutlah mereka kepada Allah dengan menjauhi dosa-dosa, dan jangan pernah menyelisihi agama-Nya.

Dan Allah lah yang telah mengadakan engaku wahai manusia dari ketiadaaan menjadi ada, begitu pula dengan orang yang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang yang bertaqwa menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya, sehingga dengan bertaqwa Allah ridha.

(referensi, tafsir al-muyasar, biisyraf, shalih bin abdul'azis alu syaikh, madinah munawarah)

Abdullah
www.nasehat_muslim.blogspot.com

Kabar gembira Surga

Tafsir surat al-baqarah : 25

Allah berfirman : Dan sampaikan kabar gembira kepada orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu, mereka telah diberi (buah-buahan) serupa, dan disana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci, mereka kekal didalamnya. (Surat al-baqarah: 25)

Kabarkan -wahai rasul- kepada ahli iman (orang yg beriman) dan orang yang beramal shalih, tentang kebahagiaan, bahwa bagi mereka di akhirat ada kebun yang mengagumkan, yang mengalir dibawahnya sungai, dan setiap Allah memberikan kepada mereka buah-buahan yang lezat mereka berkata; "Allah telah memberikan rezeki sejenis ini sebelumnya", dan ketika mereka menikmatinya mendapatkan sesuatu yang baru yang lezat, dan bagi mereka didalam surga ada pasangan-pasangan yang suci dari segala keburukan seperti kencing maupun haidh, dan juga suci dari berbagai akhlaq buruk, dan mereka disurga dengan segala kenikmatannya hidup kekal, tidak akan pernah wafat, dan tidak akan keluar darinya selamanya, wallahu'alam.

( tafsir al-muyasar, 'idad nukhbah minal 'ulama, biisyraf shalih bin abdul azis alu syaikh)

Abdullah
www.nasehat-muslim.blogspot.com

Perdagangan yang Tidak Menguntungkan

Allah berfirman "Mereka (orang munafiq) itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka perdagangan mereka itu tidaklah beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk "(Al-baqarah :16).

Mereka orang munafik menjual diri mereka dengan penjualan yang merugi, dengan mengambil kekufuran, dan membuang keimanan, dan inilah kerugian yang nyata.

(Tafsir al-muyasar, bii isyraf shalih bin 'abdul'azis bin muhammad alu syaikh)

abdullah
www.nasehat-muslim.blogspot.com