Laman

Selasa, 28 Mei 2019

Mohon Ampun atas Segala Dosa

Hasil gambar untuk muslimah.or.id tarawih

Nasehat Muslim

وَعَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُولَ الْعَبْدُ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إلَهَ إلَّا أَنْتَ خَلَقْتنِي، وَأَنَا عَبْدُك، وَأَنَا عَلَى عَهْدِك وَوَعْدِك مَا اسْتَطَعْت، أَعُوذُ بِك مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْت، أَبُوءُ لَك بِنِعْمَتِك عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَك بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أَنْتَ» أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ.

1455. Dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu Anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sayyidul Istighfar adalah seorang hamba mengucapkan: “Ya Allah, engkau adalah,Rabbku, tiada Ilah yang benar selain Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan- Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku. Dan aku mengakui dosa-dosaku, oleh karena itu ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau." (HR. Al-Bukhari)
[Shahih: Al Bukhari 5947]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Penjelasan Kalimat
"Dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu Anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sayyidul Istighfar adalah seorang hamba mengucapkan: "Ya Allah, engkau adalah Rabbku, tiada Ilah yang benar selain Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada- Mu dari kejelekan yang aku perbuat. Aku mengakui hikmat-Mu kepadaku. Dan aku mengakui dosa-dosaku, oleh karena itu ampunilah aku. Sesungguhnya tidah ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau." Hadits riwayat Al-Bukhari. Lafazh selengkapnya adalah sebagai berikut,

«مَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ»
"Barangsiapa mengucapkannya dengan keyakinan pada siang hari lantas ia meninggal pada hari itu sebelum sore hari maka ia termasuk penduduk surga. Dan barangsiapa mengucapkannya dengan yakin pada malam hari, lalu ia meninggal pada malam itu sebelum masuk waktu Subuh maka ia termasuk penduduk surga."

Ath-Thibbi berkata, "Karena doa mengandung makna taubat yang komplek, maka ia disebut dengan sebutan sayyid yang makna asalnya adalah pemimpin yang menjadi tumpuan kebutuhan dan tempat kembalinya segala urusan.
Dalam riwayat At-Tirmidzi tercantum:
أَلَا أَدُلُّك عَلَى سَيِّدِ الِاسْتِغْفَارِ
"Maukah kamu aku tunjukkan sayyid istighfar?"
Dalam riwayat An-Nasa'i dari hadits Jabir Radhiyallahu Anhu:
«تَعَلَّمُوا سَيِّدَ الِاسْتِغْفَارِ»
"Pelajarilah sayyidul istighfar!"
Sabda beliau "laa ilaaha illaa anta khalaqtani..." dalam riwayat lain, "Allahumma lakal hamd laa ilaaha illaa anta khalaqtani..." Pada riwayat ini terdapat tambahan: "aamantu laka mukhlishal lahu diini..."
Sabda beliau "aku adalah hamba-Mu," adalah kalimat yang mempertegas sabda beliau "Engkau adalah Rabb-ku." Kata "aku adalah hamba-Mu" bisa diartikan aku adalah penyembah-Mu. Jika demikian tidak disebut sebagai kalimat penegas. Dikuatkan lagi dengan sabda beliau, "aku akan tetap setia pada janjiku," maknanya sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Khaththabi, "Aku akan tetap setia menepati janjiku yang telah aku nyatakan kepada-Mu, yaitu dengan mengimani-Mu, mengikhlaskan ketaatan kepada-Mu sesuai dengan kemampuanku dan aku akan tetap berpegang dengan perjanjianku itu seraya mengharapkan taubat dan pahala dari-Mu.

Sabda beliau, "sesanggupku" menunjukkan pengakuan akan kelemahan dan keterbatasan dalam melaksanakan kewajiban yang merupakan hak Allah Ta'ala. Ibnu Baththal berkata, "Maksudnya perjanjian para hamba yang pernah diberikan kepada Allah di saat mengeluarkan mereka laksana semut-semut halus, lalu Allah Ta'ala meminta persaksian mereka dengan firman-Nya:
 {أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ}
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" (QS. Al-'Araaf: 172)
Lantas para hamba tersebut mengakui kerububiyahan-Nya dan meyakini akan ke-Esaan-Nya dengan perjanjian sebagaimana yang disebutkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam:
«أَنَّ مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِي شَيْئًا أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ»
"Barangsiapa yang meninggal sementara ia tidak pernah menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka ia akan masuk ke dalam surga."

Makna sabda beliau "aku meyakini dan mengakui.”Abuu-u adalah bentuk mahmuuz asalnya bawaa-u artinya: keharusan atau menempatkan. Contoh kalimatnya: bawwa-a hullaahu manzilan artinya Allah menempatkannya di suatu tempat, seakan-akan Allah mengharuskannya untuk tetap tinggal di tempat tersebut.
Abuu-u bidzambi artinya aku mengakui akan dosa yang aku lakukan.
Sabda beliau, "oleh karena itu ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau," yang pertama pengakuan akan dosa-dosa dan yang kedua permohonan ampun. Ini merupakan cara penuturan yang terbaik dalam meminta belas kasihan, sama seperti perkataan Adam Alaihissalam,
{رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ}
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-A'raaf: 23)

Tafsir Hadits
Hadits ini mencakup pengakuan terhadap kerububiahan Allah Ta'ala, penghambaan diri seorang hamba, ke-Maha Esa-an Allah, mengakui bahwa Dia adalah Maha Pencipta, mengakui perjanjian yang dulu pernah diambil seluruh umat manusia, mengakui keterbatasan dalam memenuhi perjanjian tersebut, permohonan agar Allah melindungi dari keburukan dosa-dosa seperti ucapan: "dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan kejelekan amalan kami", mengakui kenikmatan yang telah diberikan Allah kepada hamba-Nya, hanya memohon kepada-Nya, mengakui dosa-dosa, memohon ampunan dan mengakui hanya Allah-lah yang dapat mengampuni segala dosa-dosa.

Hadits ini juga menunjukkan bahwa sepantasnya permohonan diajukan setelah kata pengantar seperti ini. Adapun pertanyaan apa faedahnya Nabi Shallalldhu Alaihi wa Sallam memohon ampunan atas segala dosa-dosa, padahal dosa beliau yang lalu dan yang akan datang telah diampuni oleh Allah Ta'ala dan beliau juga terpelihara dari segala kesalahan? Istighfar yang beliau lakukan adalah sebagai amalan yang lebih, karena beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam mengabarkan kepada kita bahwa beliau beristighfar dan bertaubat kepada Allah sebanyak tujuh puluh kali selama satu hari dan mengajarkan istighfaar kepada kita agar kita mencontoh beliau dan mengikuti jejak beliau serta tidak pernah ada pertanyaan dan tidak juga menjadi permasalahan. Beliau juga mengetahui kepada siapa beliau berbicara dan juga tidak pernah ada pertanyaan dan permasalahan. Cukup bagi kita sebagai tauladan bahwa beliau senantiasa berdzikir kepada Allah pada setiap keadaan. Contohnya beliau mengajarkan kita untuk memohon rezeki dan menyuruh kita untuk melakukannya, yakni:
«وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ»
"Beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki yang paling utama". (QS. Al-Maaidah: 114)
Semua itu merupakan bentuk penghambaan diri dan dzikir kepada Allah Ta'ala

[سبل السلام]
Subulus Salam, Syarah Bulughul Maram






nasehat-muslim blogpsot co id

Minggu, 19 Mei 2019

Memohon Keselamatan Agama, Dunia, Keluarga dan Harta

Image result for muslimah.or.id



Nasehat Muslim

وَعَنْ ابْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - قَالَ: لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَدْعُ هَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ حِينَ يُمْسِي، وَحِينَ يُصْبِحُ «اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك الْعَافِيَةَ فِي دِينِي، وَدُنْيَايَ، وَأَهْلِي وَمَالِي. اللَّهُمَّ اُسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنِ رَوْعَاتِي، وَاحْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِك أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي» أَخْرَجَهُ النَّسَائِيّ وَابْنُ مَاجَهْ، وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ.

1456. Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam selalu membaca doa-doa ini pada waktu pagi dan sore hari, "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah tutupilah auratku dan berilah ketentraman dari rasa takut dalam hatiku. Ya Allah peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri, dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak ditenggelamkan ke dalam bumi." (HR. An-Nasa'i dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al-Hakim, Shahih: Abu Daud 5074)
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]

Tafsir Hadits
Kebajikan dalam perihal agama dan keselamatan dari perbuatan maksiat bid'ah, meninggalkan apa yang diwajibkan, menganggap remeh amalan ketaatan, selamat dari dunia, kejahatan dan musibah dunia. Keselamatan pada keluarga, yaitu selamat dari buruknya pergaulan, selamat dari berbagai penyakit, dan menyibukkan mereka untuk meraih kemegahan dunia. Keselamatan pada harta adalah selamat dari kerusakan yang ditimbulkan oleh harta tersebut.
Menutup aurat yang dimaksud adalah menutup aurat secara umum, baik aurat badan, agama, keluarga, dunia dan akhirat."Berilah ketentraman dari rasa takut," kata rau 'at berasal dari kata rau 'ah artinya perasaan takut. Kemudian beliau meminta perlindungan dari segala arah, karena seorang hamba akan berhadapan dengan musuhnya yang terdiri dari setan jin dan manusia, seperti seekor kambing di antara sekelompok serigala. Seandainya tidak karena perlindungan dan kekuatan dari Allah, niscaya ia tidak akan selamat.

[سبل السلام]
Subulus Salam, Syarah Bulughul Maram






nasehat-muslim blogpsot co id

Sabtu, 11 Mei 2019

Berlindung kepada Allah dari kehilangan nikmat-Nya

Image result for muslim.or.id nikmat


Nasehat Muslim

وَعَنْ ابْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَقُولُ: «اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِك، وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِك، وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِك، وَجَمِيعِ سَخَطِك» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.
1457. Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sering membaca doa, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kehilangan nikmat-Mu, dari berpindahnya keafiatan-Mu, dari kedatangan azab-Mu yang tiba-tiba dan dari seluruh kemurkaan-Mu." (HR. Muslim)
[shahih, Muslim (2739)]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Penjelasan Kalimat
"Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sering membaca doa: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kehilangan nikmat-Mu, dari berpindahnya keafiatan-Mu, dari kedatangan azab-Mu yang tiba-tiba dan dari seluruh kemurkaan-Mu."
Al-Fujaa'ah artinya tiba-tiba atau serta-merta. Allah tidak akan menghilangkan nikmat yang ada pada seorang hamba, kecuali dikarenakan dosa yang ia dilakukan. Makna hakiki dari mohon perlindungan kepada Allah dari dosa adalah seakan-akan beliau mengucapkan: aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diri kami dan kejelekan amalan kami. Hal ini sebagai pengajaran untuk semua hamba. Kebajikan tidak akan pupus dari seorang hamba, kecuali jika ia melakukan perbuatan yang berlawanan dengan kebajikan tersebut.

[سبل السلام]

Subulus Salam, Syarah Bulughul Maram






nasehat-muslim blogpsot co id

Doa agar Tidak Terlilit Hutang

Gambar terkait

Nasehat Muslim

وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَقُولُ: «اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الْعَدُوِّ، وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ» رَوَاهُ النَّسَائِيّ، وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ.
1458. Dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhuma berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sering membaca doa, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang, terkalahkan oleh musuh dan kegembiraan musuh-musuh." (HR. An-Nasa'i dan dishahihkan oleh Al-Hakim)
[Shahih: An-Nasa'i (5490)]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Tafsir Hadits
Ghalabatud dain artinya terlilit hutang hingga sulit untuk melunasinya. Doa ini tidak bertentangan dengan hutang yang pernah dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, bahkan beliau wafat dengan keadaan baju besi beliau tergadaikan untuk mendapatkan gandum. Mohon perlindungan di sini adalah berhutang hingga tidak sanggup melunasinya. Dan tidak juga bertentangan dengan hadits: bahwa Allah bersama orang yang berhutang hingga ia melunasi hutangnya selama tidak berhutang untuk perkara yang dibenci Allah Ta'ala.
Hadits ini diriwayatkan dari Abdullah bin Ja'far dengan sanad yang marfu'. Karena ada kemungkinan hadits tersebut ditujukan kepada orang berhutang dan ia yang mampu melunasi hutangnya. Barangsiapa yang berhutang dan ia mengetahui bahwa dirinya tidak mampu melunasi hutang tersebut berarti ia telah melakukan perkara yang diharamkan sebagaimana yang tercantum dalam sebuah hadits,


«مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا أَدَّاهَا اللَّهُ عَنْهُ وَمَنْ أَخَذَهَا يُرِيدُ إتْلَافَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ»
"Barangsiapa yang meminjam harta orang lain dan bertekad untuk mengembalikannya maka Allah akan membantunya untuk memulangkan harta tersebut dan barangsiapa yang ingin memusnahkannya (tidak ingin membayarnya) maka Allah akan memusnahkan dirinya."
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari sebagaimana yang telah kita bahas terdahulu.
Oleh karena itu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memohon perlindungan dari maghram (hutang). Ketika Aisyah Radhiyallahu Anha bertanya kepada beliau tentang doa beliau yang sering memohon perlindungan dari hutang, beliau bersabda,
«إنَّ الرَّجُلَ إذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ»
"Sesungguhnya seorang laki-laki yang berhutang jika ia berkata akan berdusta dan apabila berjanji ia akan ingkari."
Sebab orang yang berhutang akan dihadapkan pada dua perkara ini.”Terkalahkan oleh musuh" maksud musuh di sini adalah kebatilan. Sebab musuh manusia yang sebenarnya adalah sesuatu yang menyeret seseorang untuk melakukan perkara yang batil yang berkaitan dengan urusan dunia atau agama. Seperti murkanya seorang yang menzhalimi hak orang lain sehingga tidak mampu untuk bersikap adil dan sifat lainnya.
Sabdanya, "kegembiraan musuh" karena lawannya mendapat mudharat. Ibnu Baththal berkata, "Syamaatatil 'adaa' artinya sesuatu yang melukai hati dan sangat menghujam ke dalam jiwa.
Harun Alaihissalam pernah berkata kepada saudaranya Musa Alaihis-salam,
 {فَلا تُشْمِتْ بِيَ الأَعْدَاءَ}
"Sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku..." (QS. Al-Araaf: 150)
Artinya, janganlan kamu membuat musuh-musuhmu gembira melihat engkau mencercaku dan melihat engkau marah kepadaku.

[سبل السلام]
Subulus Salam, Syarah Bulughul Maram





nasehat-muslim blogpsot co i

Minggu, 05 Mei 2019

Berdoa kepada Allah Ta'ala

Hasil gambar untuk muslimah.or.id puasa



Nasehat Muslim

وَعَنْ بُرَيْدَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: «سَمِعَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - رَجُلًا يَقُولُ: اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّك أَنْتَ اللَّهُ لَا إلَهَ إلَّا أَنْتَ، الْأَحَدُ الصَّمَدُ، الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الَّذِي إذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ» أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ.

1459. Dari Buraidah Radhiyallahu Anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendengar seorang lelaki berdoa, "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu bahwasanya aku bersaksi Engkau adalah Allah yang tiada ilah yang berhak disembah selain Engkau. Yang Maha Esa dan yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tiada sesuatupun yang setara dengan-Nya." Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sungguh ia telah meminta kepada Allah dengan nama-Nya yang apabila Dia diminta dengan menyebutnya pasti Dia penuhi. Dan apabila berdoa dengan menyebutnya pasti Dia kabulkan." (HR. Al-Arba'ah dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
[Shahih: Abu Daud 1493, 1494]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Tafsir Hadits
Al-Ahad (Maha Esa) adalah sifat. yang sempurna karena sifat Esa yang hakiki ialah dzat yang tidak berbilang dan tidak terbentuk dari beberapa unsur serta sifat-sifat yang berkaitan dengan keduanya, seperti sifat jismiyah atau bentuk yang terdiri dari beberapa partial. Sifat-sifat yang ada pada Dzat Allah yang khusus seperti: waajibul wujud (dzat yang kekal adanya), kekuasaan yang ada pada Dzat dan hikmah yang muncul dari Dzat uluhiyah.

Ash-shamad artinya pemimpin yang dijadikan tumpuan kebutuhan atau tempat bergantung. Yang pantas mendapatkan sifat ini adalah dzat yang mutlak, yang tidak butuh kepada yang lain dan sebaliknya merekalah yang bergantung dan membutuhkan dzat tersebut. Tidak ada yang layak menyandang sifat ini kecuali Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi.

Sabda beliau, "Tidak beranak," artinya tidak ada yang sejenis dengan-Nya, tidak butuh terhadap pembantu ataupun wakil yang akan menggantikan-Nya. Karena itu semua termasuk kebutuhan dan termasuk perkara yang fana. Ini merupakan bantahan terhadap orang yangmengatakan bahwa malaikat adalah putri-putri Allah, dan bantahan terhadap orang yang berkata, '"Uzair anak Allah dan Al-Masih itu anak Allah."

Sabda beliau, "tidak diperanakkan," karena didahului sifat ketidakadaan. Jika kamu katakan: sebagaimana yang telah diketahui seseorang lebih dahulu menempati posisi sebagai anak baru kemudian akan menempati posisi sebagai arang tua. Oleh karena itu, seharusnya dikatakan: tidak diperanakkan dan tidak beranak. Saya (Ash-Shan'ani) katakan, "Maksud utama dari ayat tersebut adalahpenafian bahwa Allah itu tidak punya anak sebagaimana yang diyakini oleh kelompok batil, padahal tidak seorangpun yang mengatakan bahwa Allah itu seorang anak. Jadi, posisi kalimat tersebut untuk mendahulukan penafian. Jika  kita tanyakan, "Lantas mengapa Allah dikatakan tidak diperanakkan, padahal tidak ada seorang pun yang mengatakan demikian?"
Saya katakan, "Sebagai penyempurna ke-Mahaesa-an Allah dan menunjukkan bahwa sifat-Nya tidak serupa dengan sifat makhluk serta sebagai pembuktian atas firman-Nya bahwa tidak ada satu pun yang setara dengan-Nya.

Al-kufw artinya persamaan. Yakni tidak ada satu sifat makhluk pun yang sama dengan sifat Allah yang Maha sempurna dan Ketinggian Dzat-Nya.
Hadits ini menunjukkan bahwa seorang muslim harus antusias dalam mengucapkan kalimat-kalimat ini di dalam doanya. Sebab, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah mengabarkan bagi yang meminta dengan mengucapkan kalimat ini, pasti akan diberi. Jika berdoa, pasti akan dikabulkan.

As-suaal artinya meminta untuk suatu keperluan. Dan doa lebih umum daripada suaal. Hal ini termasuk dalam bab meng'athafkan sesuatu yang sifatnya umum kepada sesuatu yang sifatnya lebih khusus.

[سبل السلام]
Subulus Salam, Syarah Bulughul Maram





nasehat-muslim blogpsot co id