Laman

Senin, 19 Agustus 2019

Sedekah Tidak Mengurangi Harta, Memaafkan akan Ditambah Kemuliaan & Tawadhu akan Ditinggikan Derajat

Hasil gambar untuk muslim.or.id


Nasehat Muslim

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ تَعَالَى» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.
1430. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sedekah tidak akan mengurangi harta. Tidaklah Allah tambahkan bagi seorang hamba yang suka memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu' terhadap orang lain karena Allah melainkan Allah Ta'ala akan meninggikan derajatnya." (HR. Muslim)
[shahih, Muslim (2588)]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Tafsir Hadits
Para ulama menafsirkan kalimat "tidak mengurangi harta" dengan dua tafsiran:
1.      Allah akan memberkati hartanya, akan menghindarkannya dari kerugian sehingga kekurangan yang terjadi dalam bentuk kongkrit ditutupi oleh Allah dengan keberkahan yang abstrak.
2.      Si pelaku akan mendapatkan ganjaran pahala dari sedekah sebagai pengganti berkurangnya harta yang ia sedekahkan. Jadi, seolah-olah sedekah itu tidak pernah mengurangi hartanya, karena Allah akan menuliskan untuknya kebaikan yang dilipatgandakan mulai dari sepuluh kali lipat hingga lipat ganda yang lebih banyak. Menurut saya (Ash-Shan'ani): ada makna yang ketiga yaitu:
3.      Atau Allah akan menggantikan kembali harta yang telah ia sedekahkan sehingga hartanya tidak terlihat berkurang. Bahkan boleh jadi hartanya akan bertambah- banyak dari yang semula. Ini semua berdasarkan firman Allah Ta'ala, "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya...."(QS.Saba':39). Hal ini dapat dibuktikan dari realita dan pengalaman.
Sabda beliau, "Tidaklah Allah tambahkan bagi seorang hamba yang suka memaafkan melainkan kemuliaan," merupakan dorongan untuk senantiasa memberikan maaf kepada orang yang menyakiti dirinya dan tidak membalasnya dengan perbuatan jelek yang sama, walaupun hal itu dibolehkan. Allah Ta'ala berfirman,
{فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ}
"Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah." (QS. Asy-Syuura': 40)
Demikian juga Allah akan memasukkan rasa hoimat dan mulia di hati masyarakat terhadap seorang yang pemaaf. Karena dengan penilaian yang adil dapat diperkirakan bahwa orang seperti ini akan dihormati dan terjaga serta dimuliakan. Di samping itu, ada kemungkinan juga tidak akan membuat seseorang bertambah mulia. Untuk menampik kemungkinan-kemungkinan tersebut Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menegaskan bahwa memberikan maaf pasti akan menambah kemuliaan seseorang.
Sabda beliau, "Dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu' terhadap orang lain karena Allah," yakni karena mengharap sesuatu yang telah disiapkan Allah untuk orang-orang yang tawadhu'.”Melainkan Allah Ta'ala akan meninggikan derajatnya," Ini merupakan dalil bahwa sikap tawadhu' atau rendah hati adalah yang menjadikan sebab naiknya derajat seseorang secara mutlak, baik di dunia maupun di akhirat.
Hadits ini memberikan dorongan untuk banyak bersedekah, memberikan maaf dan bersikap rendah hati karena sikap-sikap ini merupakan inti dari akhlak yang mulia

Subulussalam, Syarh Bulughul Maram







nasehat-muslim blogpsot co id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar