Laman

Sabtu, 11 Agustus 2012

Malam Lailatul Qadar, Bagaimana Menghidupkannya ?















Nasehat Muslim 


Pertanyaan?

Bagaimana cara menghidupkan malam lailatul qadar, apakah dengan shalat, atau dengan membaca alqur'an, juga shirah nabawiyah, juga dakwah pemberian nasehat dan pengarahan, serta membuat perayaan didalam masjid ?




Jawab


Pertama, dahulu Rasulullah Muhammad shalallahu'alaihi wassalam bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir bulan ramadhan dengan shalat, membaca (alqur'an), dan doa, tidak sebagaimana pada waktu yang lainnya. Telah meriwayatkan hal ini Imam Al-bukhari dan Muslim dalam hadist dari 'aisyah radhiallahu'anhaa bahwa Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam dahulu tatkala masuk pada sepuluh malam akhir (ramadhan) menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya, dan dalam hadist riwayat Ahmad dan Muslim bahwa dahulu (Rasulullah Muhammad shalallahu'alaihi wassalam) bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir (bulan ramadhan) tidak sebagaimana pada waktu selainnya.

Kedua, Rasulullah Muhammad shalallahu'alaihi wassalam memotivasi untuk shalat pada malam lailatul qodar dengan Iman dan mengharap pahala dari Allah, hal ini sebagaimana dalam riwayat hadist dari abu hurairah radhiallahu'anhu dari Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam, Barangsiapa yang melaksanakan shalat pada malam lailatul qodar dengan Iman dan mengharap pahala dari Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu, hadist yang diriwayatkan Aljama'ah kecuali Ibnu Majah, dari hadist ini disyariatkan untuk menghidupakan malam itu dengan shalat.

Ketiga, doa yang paling utama saat malam lailtul qodar adalah sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam kepada aisyah radhiallahu anha sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam attirmidzi dan ia shahihkan dari aisyah radhiallahu'anha yang berkata wahai Rasulallah bagaimana menurutmu jika aku bertemu malam lailatulqodar, apa yang aku ucapkan saat itu ? Ucapkanlah,اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني  Allahumma innaka 'afuwun tuhibbul afwa fa'fuanniy ("Ya Allah, sesungguhnya Engkau Mahapemaaf dan senang memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku").


Keempat, mengkhususkan malam tertentu sebagai malam lailatul qodar maka hal ini membutuhkan dalil, adapun untuk malam ganjil pada sepuluh malam-malam akhir (ramadhan) dan pada malam kedua puluh tujuh ramadhan maka ini ada dalilnya dari hadist.


Kelima, adapaun menambah-nambah tatacara ibadah yang tidak ada tuntunannya pada bulan ramadhan ataupun diluar ramadhan maka tidak diperbolehkan, hal ini sebagaimana hadist, Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam bersabda, barangsiapa yang mengadakan suatu hal yang baru dalam tata cara ibadah yang tidak ada tuntunannya maka hal itu tertolak ..., adapun mengadakan perayaaan pada sebagian malam ramadhan maka kami tidak mengetahu hal itu ada asalnya, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nbai Muhammad shalallahu'alaihi wassalam, dan seburuk-buruk urusan dalam ibadah yang tidak ada tuntunannya.


Wabillahi taufik, washalallahu'ala nabiyina muhammad wa'ala alihi wassalam.


Fatwa Komite Tetap Fatwa dan Ilmiah Arab Saudi : http://alifta.net/Fatawa/FatawaChapters.aspx?View=Page&PageID=52&PageNo=1&BookID=12












Nasehat Muslim
http://nasehat-muslim.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar