Laman

Minggu, 29 September 2019

Malu untuk Berbuat Maksiat

Hasil gambar untuk muslim.or.id malu


Nasehat Muslim

وَعَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «إنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى: إذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْت» أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ.
1425. Dari Abu Mas'ud Radhiyallahu Anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya sebagian yang ditemukan oleh manusia dari perkataan nabi-nabi terdahulu adalah: Apabila engkau tidak tahu malu kerjakanlah apa yang engkau mau." (HR. Al-Bukhari)
[Shahih: Al-Bukhari (3483)]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Penjelasan Kalimat
"Dari Abu Mas'ud Radhiyallahu Anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya sebagian yang ditemukan oleh manusia dari perkataan nabi-nabi terdahulu adalah: Apabila engkau tidak tahu malu kerjakan apa yang engkau inginkan." Hadits riwayat Al-Bukhari. Lafazh al-ulaa tidak terdapat di dalam hadits riwayat Al-Bukhari namun ada di dalam riwayat Abu Dawud dari hadits Hudzaifah bin Yaman Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
إنَّ آخِرَ مَا تَعَلَّقَ بِهِ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى - إلَى آخِرِهِ "
"Sesungguhnya perkataan para nabi terdahulu yang masih menjadi pegangan orang-orang jahiliyah dari perkataan nabi-nabi terdahulu adalah... dst" Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan Ahmad.
Tafsir Hadits
Yang dimaksud dengan perkataan nabi-nabi terdahulu adalah perkataan yang disepakati oleh seluruh nabi dan tidak dimansukhkan (dihapus) seperti syariat-syariat mereka yang lain. Karena apa yang tertera di dalam hadits adalah perkara yang sesuai untuk akal seluruh umat manusia.
Ada dua pendapat tentang sabda beliau, "kerjakanlah apa yang engkau inginkan":
1.      Mengandung makna khabar, yakni kamu melakukan apa yang kamu mau. Akan tetapi, diungkapkan dalam bentuk perintah sebagai isyarat bahwa sifat yang dapat mencegah seseorang dari perbuatan maksiat adalah sifat malu. Jika rasa malu sudah hilang, maka akan muncul berbagai dorongan untuk melakukan perbuatan maksiat, hingga seolah-olah maksiat itu menjadi perbuatan yang diperintahkan. Atau perintah di sini maksudnya sebagai ancaman. Yakni: silahkan lakukan sesuka hatimu, karena Allah pasti akan membalasnya.
2.      Maksudnya: perhatikan apa saja yang engkau kehendaki, jika ada perkara yang kamu tidak malu untuk mengerjakannya, maka kerjakanlah dan jika ada perkara yang kamu merasa malu untuk mengerjakannya, maka tinggalkanlah. Jangan kamu pedulikan orang sekitar.

Subulussalam, Syarh Bulughul Maram







nasehat-muslim blogpsot co id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar