Laman

Senin, 23 Desember 2019

Jangan Saling Memaki

Hasil gambar untuk muslim.or.id tahaju



Nasehat Muslim

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالَا، فَعَلَى الْبَادِئِ مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.
1401. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Dua orang yang saling maki-memaki akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Dan dosanya atas orang yang memulainya selama pihak yang teraniaya tidak melampaui batas." (HR. Muslim)
[shahih, Muslim (2587)]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Tafsir Hadits
Hadits di atas menunjukkan bahwa apabila seseorang disakiti, maka ia boleh membalasnya dengan hal yang sama dan dosanya akan dibebankan kepada siapa yang memulai. Sebab orang yang mencaci akan menanggung dosa apa saja yang diucapkan oleh orang yang membalasnya selama tidak melampaui batas. Jika hal ini ia lakukan, maka dosa tersebut ia tanggung sendiri. Karena syariat hanya mengizinkan membalas dengan hal yang serupa. Allah Ta'ala berfirman, "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa..." (QS. Asy-Syuura: 40)
Firman-Nya:
{فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ}
"Barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu...." (QS. Al-Baqarah: 194)
Namun, sikap yang lebih baik dan lebih utama bagi orang yang dicaci adalah tidak membalas dan bersabar atas cacian yang ditujukan kepadanya. Dalam sebuah hadits shahih mencantumkan bahwa seorang laki-laki mencaci Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu di hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Akan tetapi Abu Bakar diam saja tidak membalas cacian tersebut dan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tetap duduk di tempatnya. Ketika Abu Bakar Radhiyallahu Anhu mulai menjawabnya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bangkit dan pergi. Kemudian sikap itu ditanyakan kepada beliau dan beliau menjawab:
إنَّهُ لَمَّا سَكَتَ أَبُو بَكْرٍ كَانَ مَلَكٌ يُجِيبُ عَنْهُ فَلَمَّا انْتَصَفَ لِنَفْسِهِ حَضَرَ الشَّيْطَانُ
"Di saat Abu Bakar diam maka malaikatlah yang menjawab cacian tersebut. Namun ketika ia membalas untuk membela dirinya maka setan pun datang.” [Shahih: Abu Daud 4896]
Allah Ta'ala berfirman dengan makna yang sama:
{وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ}
"Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (QS. Asy-Syuura: 43)

Subulussalam, Syarh Bulughul Maram






nasehat-muslim blogpsot co id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar