Laman

Kamis, 05 Januari 2017

Memohon Ampunan kepada Allah

Hasil gambar untuk muslimah.or.id


Nasehat Muslim

وَعَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَدْعُو: «اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي، وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي جِدِّي وَهَزْلِي، وَخَطَئِي وَعَمْدِي، وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْت وَمَا أَخَّرَتْ، وَمَا أَسْرَرْت، وَمَا أَعْلَنْت، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ، وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1462. Dari Abu Musa Al-Asy'ari Radhiyallahu Anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah berdoa, "Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku, perbuatanku yang melewati batas dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Ya Allah, ampunilah urusanku yang sungguh-sungguh maupun yang bercanda, kesalahan yang tidak disengaja maupun yang disengaja. Semua itu ada pada diriku. Ya Allah, ampunilah aku atas apa yang aku lakukan dahulu maupun yang akan datang, yang aku sembunyikan maupun yang aku nyatakan dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Engkau adalah yang mendahulukan dan yang mengakhirkan dan Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu." (Muttafaq Alaih)

[Shahih: Al Bukhari 6035 dan Muslim 2719]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Tafsir Hadits
Khathiah artinya dosa-dosa. Al-jahlu (bodoh) lawan dari berilmu. Israaf artinya segala sesuatu yangmelampaui batas. Fii amri (urusanku) berkaitan dengan apa yang telah disebutkan sebelumnya atau hanya berkaitan dengan israaf.
Sabda Nabi, "yang sungguh-sungguh," yaitu sesuatu yang aku lakukan sungguh-sungguh, lawannya dari canda atau gurau.
Sabda beliau "kesalahan yang sengaja ataupun yang tidak disengaja," termasuk meng-'athaf-kan sesuatu yang khusus kepada sesuatu yang umum. Sebab yang namanya kesalahan mencakup segala sesuatu yang dilakukan dengan sungguh-sungguh maupun yang dilakukan hanya sekedar gurauan. Pengulangan yang disebutkan dalam hadits menunjukkan adanya berbagai bentuk pelanggaran yang terjadi pada umat manusia. Dengan mengakui segala kekeliruan berarti menyatakan diri tidak terlepas dari berbagai aib, kecuali orang-orang yang dirahmati Dzat yang Maha Mengetahui Ilmu Ghaib.
Sabda beliau "wakullu dzaalika 'indi," khabarnya mahdzuf (dihapus), artinya kullu dzaalika maujuudun 'indi (semua itu ada pada diriku).
Makna "Engkaulah yang mendahulukan," adalah Engkaulah yang mengedepankan siapa saja di antara makhluk-Mu, sehingga makhluk itu memiliki sifat yang sempurna dan mampu melaksanakan kewajibannya sebagai hamba dan itu semua karena taufiq dari-Mu.
Makna "Yang mengakhirkan," artinya Engkaulah yang mengakhirkan atau membuat siapa saja yang engkau kehendaki menjadi terbelakang. Yakni dengan menghinakannya atau menjauhkannya dari berbagai kebaikan.
Penulis (Al-Hafizh Ibnu Hajar) berkata, "Pada hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhum tercantum bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah membaca doa ini pada shalat malam sebagaimana yang telah lalu keterangannya dan Ali Radhiyallahu Anhu juga pernah membaca doa ini setelah shalat.
Ada perbedaan periwayatan, apakah doa ini diucapkan setelah salam ataukah sebelum salam. Dalam riwayat Muslim tercantum bahwa doa ini dibaca setelah bacaan tasyahhud sebelum salam. Ibnu Hibban mencantumkan dalam Kitab Shahihnya dengan lafazh: "... seusai shalat." Zhahir hadits menunjukkan bahwa doa ini diucapkan setelah salam. Walaupun masih ada kemungkinan doa tersebut dibaca sebelum salam dan ada kemungkinan juga dibaca sebelum dan sesudah salam.

Lihat: 
Subulussalam Syarah Bulughul Maram
[سبل السلام]








Nasehat Muslim : 
www.nasehat-muslim.blogpsot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar