Laman

Kamis, 15 Agustus 2013

Syirik Beramal Sholih untuk Tujuan Dunia



  










Nasehat Muslim

Menjadi terkenal, tenar, di sanjung di mana-mana, mempunyai nama nan harum lagi membanggakan memang diinginkan nafsu manusia pada umumnya. Akan tetapi, jalan menuju popularitas selalu dipenuhi dengan bahaya. Popularitas mengandung bencana yang kadang mendorong seseorang menjual agamanya demi meraih popularitas semu. Islam menganjurkan sikap tawadhu’ dan meninggalkan sikap senang ditonjolkan. 
 
Dari Abu hurairah Radiallahu ‘anhu marfu’ :

“banyak orang yg kusut penampilannya dan tidak disukai bila bertamu, namun andaikata ia bersumpah atas nama Alloh, niscaya Alloh mengabulkan sumpahnya.”


Al hafidz berkata, hadist ini mengandung ajaran agar meninggalkan sifat menyukai kepemimpinan dan ketenaran serta mengutamakan penampilan bersahaja dan tawadhu’.

Dampak negatif popularitas yaitu Seseorang beramal sholih dengan tujuan meraih dunia, bukan untuk meraih ahirat.


Beramal sholih dengan tujuan dunia merupakan bentuk kesyirikan. Seseorang menggunakan agamanya untuk ambisi dunia adalah diharamkan, contohnya, seseorang melakukan jihad agar mendapatkan beludru sutra(rampasan perang), juga termasuk di dalamnya yaitu melakukan sholat dhuha agar banyak hartanya, berdiri sholat malam agar ujiannya berhasil dll. Kesemua ini diharamkan. Sementara yang diperbolehkan yaitu, seseorang melakukan  sholat, puasa, dan ibadah lain semata-mata ikhlas karena Alloh. Sementara itu, dalam rangka menginginkan agar cita2nya berhasil, maka dia bisa memperbanyak doa akan kebutuhannya tersebut di waktu-waktu diterimanya doa seperti waktu sepertiga malam terahir, setelah sholat, waktu turun hujan, dll.


Alloh berfirman: Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami penuhi balasan amal mereka di dunia pula, sedangkan mereka di dunia tidak dirugikan. Itulah orang2 yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Hud : 15-16). 

Dan tafsirnya; Ibnu Abbas berkata, barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia, yaitu balasan amalnya di dunia berupa hasil duniawi dan perhiasannya;”niscaya kami penuhi mereka”, yakni kami penuhi balasan amal mereka berupa kesehatan, kegembiraan bersama keluarga, harta, dan anaknya;  “dan mereka di dunia tidak dirugikan”, maksudnya tidak dikurangi pahalanya. Menurut ahli tafsir, maksud  “musnahlah apa yang mereka perbuat di dalamnya.” Adalah, di akhirat kelak segala yang telah mereka perbuat itu musnah dan mereka tidak mendapat balasan dari amalan sholihnya. 

Betapa meruginya. (Kita berlindung kepada Allah dari amalan yg tidak diterima). Agar kita selamat, hendaklah melakukan ketaatan pada Allah dengan mengharap pahala dari Allah, meninggalkan kemaksiatan berdasarkan petunjuk Allah karena takut hukuman Allah. 

 Tulisan ini disusun oleh :  Ummu Ahmad




 

 

 


Nasehat Muslim

http://www.nasehat-muslim.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar