Laman

Rabu, 12 Februari 2020

Jangan Membuat Susah Umat

Hasil gambar untuk muslim.or.id mudah


Nasehat Muslim

وَعَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
1391. Dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Ya Allah, barangsiapa diamanahi mengatur urusan umatku lalu ia buat mereka susah, maka susahkanlah ia." (HR. Muslim)
[Shahih: Muslim 1828]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Penjelasan Kalimat
"Dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Ya Allah, barangsiapa diamanahi mengatur urusan umatku lalu ia buat mereka susah maka susahkanlah ia." Hadits riwayat Muslim.
Syaqqa ‘alahim artinya memberatkan mereka, yakni memudharatkan mereka. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdoa agar si pelaku juga mendapat kesusahan sebagai balasan yang setimpal atas perbuatan yang ia lakukan. Kesusahan ini mencakup kesusahan dunia dan akhirat lafazh hadits selengkapnya adalah,
«وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ»
"Barangsiapa diamanahi mengatur Urusan umatku lalu ia membantu mereka maka bantulah ia."
Diriwayatkan oleh Abu Awanah di dalam kitab Shahihnya dengan lafazh,
«وَمَنْ وَلِيَ مِنْهُمْ شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَعَلَيْهِ بَهْلَةُ اللَّهِ فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا بَهْلَةُ اللَّهِ قَالَ: لَعْنَةُ اللَّهِ»
"Barangsiapa yang diamanahi mengatur urusan umatku lalu ia membuat mereka susah maka untuknya bahlah Allah." Para Shahabat bertanya, "Ya Rasulullah apa yang dimaksud dengan bahlah Allah?" Beliau menjawab, "Yaitu laknat Allah."
Tafsir Hadits
Hadits ini menunjukkan bahwasanya di dalam menjalankan tugas-tugasnya, seorang pemimpin wajib bersikap lembut terhadap orang yang ia pimpin, suka memaafkan, lapang dada terhadap mereka, memberi mereka dispensasi atas kewajiban-kewajiban yang harus mereka lakukan agar mereka tidak merasa terbebani dan memperlakukan mereka dengan perlakuan yang dicintai oleh Allah Ta'ala.



Subulussalam Syarh Bulughul Maram







nasehat-muslim blogpsot co id

Minggu, 09 Februari 2020

Tidak Boleh Memukul Wajah Kepala

Hasil gambar untuk muslim.or.id sabar


Nasehat Muslim

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «إذَا قَاتَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْتَنِبْ الْوَجْهَ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1392. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian berkelahi, hendaklah ia menghindari memukul wajah." (Muttafaq Alaih)
[shahih, Al-Bukhari (2559) dan Muslim (2612)]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Penjelasan Kalimat
"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian berkelahi (yakni berkelahi dengan orang lain, dapat diketahui dari bentuk kata faa'ala) hendaklah ia menghindari memukul wajah." Muttafaq Alaihi.
Dalam riwayat lain tercantum:
«إذَا ضَرَبَ أَحَدُكُمْ وَفِي رِوَايَةٍ فَلَا يَلْطِمَنَّ الْوَجْهَ»
"Apabila salah seorang di antara kalian hendak memukul.” Dalam riwayat lain: "Jangan menampar wajah.”

Tafsir Hadits
Hadits ini menunjukkan haramnya menampar wajah, karena wajah harus dijaga tidak boleh dipukul dan tidak juga ditampar, walaupun pukulan tersebut merupakan hukuman syar'i atau di saat berjihad. Karena wajah adalah anggota tubuh yang halus, menghimpun segala keindahan dan merupakan anggota tubuh yang paling berharga, bahkan kebanyakan panca indra terletak di wajah. Bisa jadi dengan pukulan akan merusak panca indra tersebut atau akan mengurangi daya sensitivitasnya, bahkan dapat membuat wajah menjadi cacat yang tidak dapat ditutup-tutupi. Pada umumnya pukulan yang mendarat di wajah akan menimbulkan cacat. Larangan yang tertera di dalam hadits ini bersifat umum untuk semua jenis pukulan atau tamparan, baik dengan maksud mendidik maupun tidak.

Subulussalam Syarh Bulughul Maram







nasehat-muslim blogpsot co id

Rabu, 05 Februari 2020

Jangan Marah

Hasil gambar untuk muslim.or.id jangan marah


Nasehat Muslim

وَعَنْهُ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - «أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَوْصِنِي قَالَ: لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا، وَقَالَ: لَا تَغْضَبْ» أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ.
1393. Dari Abu Hurairah, bahwa seorang lelaki berkata, "Wahai Rasulullah, berilah aku nasehat." Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Jangan marah!" Ia terus mengulangi pertanyaannya dan beliau tetap menjawab, "Jangan marah." (HR. Al-Bukhari)
[Shahih: Al Bukhari 6116]
ـــــــــــــــــــــــــــــ
[سبل السلام]
Penjelasan Kalimat
"Dari Abu Hurairah bahwa seorang lelaki berkata: "Wahai Rasulullah, berilah aku nasehat." Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Jangan marah!" Ia terus mengulangi pertanyaannya dan Beliau tetap menjawab, "Jangan marah." Hadits riwayat Al-Bukhari.
Dalam riwayat Ahmad disebutkan bahwa yang datang adalah Jaariyah bin Qadaamah dan hadits lain menyebutkan Sufyaan bin Abi Abdullah Ats-Tsaqafi berkata, "Aku berkata, "Ya Rasulullah beritahukan kepadaku suatu ucapan yang dapat bermanfaat untuk diriku." Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, "Jangan marah niscaya kamu akan masuk surga."
Hadits semacam ini juga diriwayatkan oleh perawi lainnya dari beberapa orang shahabat.
Tafsir Hadits
Hadits di atas menunjukkan larangan marah sebagaimana yang disinggung oleh Al-Khaththabi, "Larangan mendekati hal-hal yang menyebabkan timbulnya kemarahan atau hal-hal yang dapat memancing kemarahan. Adapun marah itu sendiri bukanlah sifat yang dilarang, karena marah merupakan sifat yang sudah ada pada diri setiap manusia.
Ulama lain berpendapat bahwa larangan itu terletak pada perkara yang terjadi sejenak sebelum kemarahan mencuat. Ada juga yang berpendapat: larangan terletak pada efek negatif yang mungkin timbul dari kemarahan tersebut. Contohnya seperti sikap angkuh, sikap ini muncul apabila ada yang menyelisihi urusannya sehingga karena keangkuhannya menyeret dirinya pada kemarahan. Namun bagi yang tawadhu' akan menghilangkan keangkuhan diri dan tidak akan terpancing oleh amarahnya.
Ada pendapat lain yang mengartikan, "Jangan kamu perturutkan nafsu amarahmu."
Pendapat lain: Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mencukupkan dengan satu nasehat ini karena si penanya adalah seorang pemarah dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memberikan fatwa sesuai dengan perkara yang paling dibutuhkan oleh masing-masing orang.
Ibnu Tin berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah menghimpun semua kebaikan dunia dan akhirat pada sabdanya: "jangan marah!" sebab marah akan menyeret seseorang untuk memutus tali silaturahmi, tidak mampu bersikap lembut dan akan menyeretnya untuk menyakiti orang yang memancing kemarahannya dengan cara yang tidak dibenarkan, sehingga akan mengurangi nilai agama seseorang. Boleh juga ditafsirkan bahwa larangan ini merupakan larangan untuk perbuatan yang ringan, sebagai peringatan terhadap perbuatan terlarang yang lebih besar sebab marah berasal dari hawa nafsu dan setan. Barangsiapa yang mampu mengendalikan gejolak amarahnya dan mampu mengobatinya, berarti ia akan lebih mampu untuk mengendalikan dirinya terhadap perkara-perkara yang lain. Adapun pembahasan tentang marah dan terapinya telah kita singgung pada hadits-hadits yang lalu.

Subulussalam Syarh Bulughul Maram







nasehat-muslim blogpsot co id